CINTA MELULU

kita berdua hanya berpegangan tangan
tak perlu berpelukan
kita berdua hanya saling bercerita
tak perlu memuji
kita berdua tak pernah ucapkan maaf
tapi saling mengerti
kita berdua tak hanya menjalin cinta
tetapi menghidupi

ketika rindu menggebu-gebu kita menunggu
jatuh cinta itu biasa saja
saat cemburu kau membelaiku cepat berlalu
jatuh cinta itu biasa saja

jika jatuh cinta itu buta
berdua kita akan tersesat
saling mencari di dalam gelap
kedua mata kita gelap lalu hati kita gelap

kita jatuh cinta itu biasa saja

(Jatuh Cinta Itu Biasa Saja – Efek Rumah Kaca)
Seandainya kita bisa mengalami jatuh cinta yang seperti ini…mungkin hidup akan terasa indah sekali ya
Cinta yang sederhana, yang polos, yang tanpa nafsu atau emosi…
Cinta yang jujur dan apa adanya…tanpa saling menuntut, tanpa saling menekan, ataupun saling menyakiti

Soal jatuh cinta, sering bgt jadi pertanyaan buat gue…mungkin karena gue adalah manusia yang cenderung takut untuk jatuh cinta atau cenderung lari dari kenyataan ketika gue ternyata mencintai seseorang
Gue sebenernya adalah orang yang berusaha jujur soal perasaan gue…tapi tetep aja rasa takut itu ada dan bikin gue lari semakin kencang (gue pernah nuils soal ini, baca di sini)

Soal jatuh cinta…sering bgt jadi topik obrolan antara gue dan dua orang temen deket gue
Beberapa waktu yg lalu Dika nulis di comment friendster untuk menjawab pesan gue soal ini, dia bilang...
“Love is such an excuse to get hurt, or to hurt”
Di waktu lain Ray bilang ke gue...
“Cinta itu bisa jadi bumerang…dia bisa membawa kita melayang ke langit tertinggi, tapi juga bisa menjatuhkan kita hingga jurang yang terdalam”

Apa rasa takut itu selalu muncul karena adanya rasa bahwa kita takut merasa sakit?
Atau malah ketika kita sudah terlanjur mencintai seseorang, ketakutan kita akan rasa sakit membuat kita justru menuntut, menekan dan akhirnya malah menyakiti?

Mr. Brandon Boyd pernah bilang…
“Ok
Now the monster is awake
It won't rest until there's nothing left
Maybe ever and anon
I forget about the pain
Someone bending light comes along
And flowers lean towards the sun
Some people fall in love and touch the sky
Some people fall in love and find quicksand
I hover somewhere in between
I swear I can't make up my mind” (Quicksand – Incubus)

“Love is not a fate
With covered eyes
I'm wandering in that place
Sometimes when I'm alone I wonder
Is it a spell that I am under
Keeping me from seeing the real thing…
Love hurts
Sometimes it's a good hurt
And it feels like I'm alive
Love sings
When it transcends to memories
Have a heart and try me
'Cause without love I won't survive “ (Love Hurts – Incubus)

Ketika Mr. Boyd
bilang bahwa rasa sakit yang ditimbulkan justru membuat kita makin bisa merasakan rasa cinta itu dan akhirnya membuat kita merasa ‘hidup’. Dan cinta tanpa belas kasihan akan menjadikan semua orang korban…dan kita gak bisa memilih kapan atau kepada siapa kita akan jatuh cinta pada akhirnya. Jadi ya akhirnya kita gak akan bisa lari…
Mungkin ini juga yang dimaksud Dika...ketika gue mengharapkan cinta yang sederhana, dia malah menjawab, “ka3…kurang ‘berwarna’lah”

Ada kutipan lain....yang membuat gue makin memuja dan mendambakan cinta yang sederhana tapi tampak begitu sempurna…
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…”(Sapardi D. Darmono)

Oke…gue akuin
Kata2 Dika dan Mr. Boyd
mungkin emang bener…cinta itu mestinya berwarna, dan segala ‘rasa’ yang timbul cuma warna2 indah lain yang menghiasi dunia dan hidup kita…ya gak?
Toh…jika bukan karena segala rasa sakit dan rasa cinta yang gue alamin selama ini, mungkin hidup gue akan terasa sangat hambar, sangat biasa, sangat gak ‘berwarna'…dan justru akan membuat gue merasa iri ke semua orang yang bisa menangis hanya karena merasakan cinta
Dan jika bukan karena gue mengalami semua itu…saat ini gue gak akan begitu mendambakan cinta yang begitu sederhana dan suci dengan hanya merasakan jantung gue berdebar ketika bersama ‘orang itu’

Gue memang mendambakan cinta sejati yang membuat gue sanggup untuk bilang
”cukup, gue akan istirahat di sini”
Gue mendambakan cinta yang bisa membuat gue merasa nyaman dan bernafas dengan tenang, tanpa ada rasa takut bahwa masa lalu gue atau ‘dia’ akan menciptakan segala emosi yang mengganggu segala ‘rasa’ yang ada…

Kemaren ketika menonton tv dan tanpa sengaja akhirnya melihat sebuah wawancara dengan seorang artis (gak usah sebut nama ya, yang rajin nonton infotainment jg pasti tahu lah)…ada beberapa perkataan beliau yang membuat gue merinding dan membuat gue semakin tahu apa cinta sejati itu…
Waktu itu dia bilang...
“Kita mencintai seseorang itu bukan karena kelebihannya, tapi karena kekurangannya…justru ketika kita semakin mengenal kekurangan orang itu, maka kita akan semakin mencintai dia. Segala masa lalu orang itu jangan dijadikan hambatan…apapun yang terjadi di masa lalu kan gak bisa kita ulang lagi dan kita perbaiki, jadi yang bisa kita lakukan sekarang adalah menjalani masa sekarang dan masa depan…kita berusaha menjalani masa depan kita bersama orang itu”

Ini cinta sejati gue…yang sederhana, jujur, dimana kita mampu menerima orang itu apa adanya…dan orang itu mampu menerima gue seutuhnya
Seperti gue pernah berjanji di depan Rayapabila suatu saat nanti gue menemukan orang yang mampu mencintai gue dan masa lalu gue sekaligus…yang mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan gue dengan seimbang, maka gue akan mencintai orang itu dengan sepenuh hati

Cinta sejati gue…yang bisa buat gue bilang....
“jatuh cinta itu biasa saja…tapi juga segalanya”

-kisah putri-


Seorang putri terjatuh ketika mengejar sang pangeran
Dan ia pun menerima uluran tangan seorang prajurit
Kini ketika sang prajurit tak mampu lagi
melindungi sang putri

Pangeran tampan kembali...


Sang putri kini bimbang...

Karena ia tak mampu melepas tangan sang prajurit

Pada saat cintanya pada sang pangeran
mulai bersemi kembali

( DeeWardani-050505 )

Panik...

Aku menatap kolam renang di hadapanku. Aku menengok ke sisi kanan dan kiriku, hanya ada aku dan seorang gadis yang tak kukenal. Kuturunkan kacamata renangku, menutupi mataku. Kuambil ancang-ancang, dan melompat.

Kudengar suara air samar-samar di belakangku ketika tubuhku memasuki air. Terasa sejuk di tubuhku ketika tubuhku mulai basah oleh air itu. Aku terus meluncur ke dalam. Semakin dalam. Aku dapat melihat sekitarku dengan jelas di balik kacamataku.

Aku terus meluncur sambil menatap bagian dasar kolam. Dapat kulihat lantai dasar kolam. Aku terus meluncur sampai dasar. Lalu….pasir!

Tubuhku mencapai pasir. Pasir di dasar kolam. Kemana perginya lantai yang tadi kutatap selama meluncur ke dalam? Pikiranku bertanya-tanya. Kenapa ada pasir? Aku panik.

Aku menatap ke atas, ke permukaan. Dan mulai menarik tubuhku ke atas, naik ke permukaan. Tapi…tubuhku begitu berat. Aku tak bisa naik. Tubuhku terasa seperti ditarik ke bawah, kembali ke dasar. Aku terus menendang-nendang, memaksa tubuhku untuk naik. Aku tak bergerak. Aku makin panik.

Aku melihat gelembung-gelembung udara naik ke permukaan. Nafasku habis. Aku butuh udara. Tolong! Pikiranku berteriak. Aku tak bisa naik. Tanganku menggapai-gapai ke atas, kakiku terus menendangi pasir di bawahku. Tolong, pikiranku terus berteriak, tolong aku.

Lalu aku terbangun.

(DeeWardani-Agustus2005)

Gelap...


Ku menutup mata
Dan menatap kegelapan
Betapa kesendirianku
makin terasa

Entah mengapa kumerasa
Hati ini begitu sepi
Bahkan di tengah keramaian kota
Tak kurasakan mereka di sana

Tatapan lembut dan senyum mereka
Semuanya bagaikan palsu
Kini ku tak tahu lagi
Mana realita, mana mimpi

Kala malam tiba
Ku menatap kegelapan
Betapa kesendirianku
Makin terasa

(DeeWardani-021098)

HENING...(memoirs of 17th August 1998)

Mata anak itu tajam menatapku. Ia diam lama – sangat lama. Tanpa sadar aku pun kembali menatapnya. Entah kenapa perasaanku sangat aneh saat itu. Keramaian di sekitarku samar-samar menghilang. Aku kini tak memperhatikan sekitarku lagi.

Samar-samar pada bibir anak itu tersungging senyum yang tipis, tampaknya seperti ia tak berani memunculkannya. Aku mengalihkan perhatianku, kembali ke keramaian. Perasaanku berkata bahwa pandangannya menyertaiku, aku pun merasakannya.

Aku menatap kosong ke depan dan mengosongkan pikiranku. Mendadak instingku menyuruhku menoleh. Aku menoleh ke arahnya – anak itu. Ia masih terus menatapku. Aku makin merasa aneh. Ingin aku mengalihkan perhatianku kembali. Namun pandangannya terus menarikku. Leherku terasa kaku, aku tak bisa menoleh. Entah kenapa.

Aku kian tertarik padanya – pada anak itu. Aku terus menatapnya seperti ia terus menatapku. Kami berdua saling diam. Sepertinya hanya kami berdua yang ada di sana. Sepertinya keramaian di sekitarku tak terasa. Setidaknya aku tak merasakannya lagi.
Waktu, dan semua yang di sekitarku seakan berhenti.

(DeeWardani-Agustus1998)

Chased...!

I run.
I run through the trees. I run through the bushes. I run, and run, and run. I keep running. I pass the bushes and through the empty field. I keep running, trying not to look back.

I find some other bushes at the end of the field. I wave my hands around, to keep the bushes out of my way. I run, and run…until I reach a burned cottage.

I run through the opened door. I look around at the empty and dark room. There’s a trap door in the middle of the room. I open it and jump inside. I close the door and hide.

It’s cold and small. It’s dark and quiet. I can only hear my heart beat. And I can only hear myself breathing hard…exhausted from running. I hold my breath the minute I hear footsteps on the floor above me.

He’s here.

(DeeWardani-Agustus2005)

IF

If only I can fly
I wanna runaway to the sky
Where I can play with the clouds
And let the wind take me
To a more peaceful place
Where I might find you

If only I can turn back time
I wanna go back
To where we would find ourselves together
I would change the past
And make up all the mistakes I’ve done

And If only I can find you, in the past
I wanna tell you – all the things I wanted to say
That I didn’t had the chance to
I wanna let you know how I feel
If only I could
I’d tell you everything
How much I miss you
How much I care
How much I wanted to see you

And if only I could
I would hold you so tight
So I won’t lose you once again

(DeeWardani-121102)

GRASS

They said…
”the grass is greener on the other side of the fence…”
Memang bener kan?
Coba deh…seandainya kita lihat sekitar, pasti tampak seakan2 semua yang dimiliki orang lain, yang dialami ataupun dilakuin orang lain akan lebih baik dari semua yang datang dari sisi kita sendiri.

Seperti ketika A memuji sketsa loe sementara loe berpikir, “gila…si A jago lho sketsanya”. Atau ketika sebenernya gak ada masalah antara loe dan cowo loe, tapi loe tetep bilang ke W, “asik ya, cowo loe main musik jg…pasti enak deh ‘idup loe”. Atau juga ketika loe berhenti di lampu merah dan loe lihat ke mobil di sebelah loe dan menghela nafas sambil bilang, “damn…gue sendirian lagi”. Dan bisa juga ketika loe melihat di tengah keramaian ada seorang cewe yang menonjol bgt dan kelihatan bener2 feminim, dan loe berkomentar, “mmm…bisa gak ya gue kaya dia? Beda bgt ama gue…

Sebenernya apa yang salah?
Apa bener rumput tetangga itu lebih hijau…bahwa orang lain melakukan semua dengan lebih baik?
Atau cuma karena kita yang gak mo trima klo kita itu manusia biasa dan gak pernah puas atas apapun yang ada dan kita punya?
Atau karena adanya tuntutan…bahwa kita HARUS jadi lebih baik, harus sempurna, harus sesuai seperti harapan orang lain…ekspektasi orang lain?
Meski kita gak sadar…bahwa tuntutan itu sering juga datang dari kita sendiri ketika kita mengintip ke rumput tetangga tadi dan muncul perasaan dimana kita gak mau kalah, dan muncul perasaan bahwa kita seperti makhluk asing di tengah orang lain.

Seperti yang gue bilang…haruskah begitu susah untuk hidup jadi diri sendiri? Jadi apa adanya? Jadi manusia biasa dan bukannya jadi malaikat yang sempurna…meski akhirnya kita jadi gak terlihat?
Gimana caranya kita bisa hidup tanpa rasa iri?
Meminta hal yang gak boleh kita minta?
Gimana caranya supaya kita terima semua apa adanya? Terima porsi kita masing2? Dan gak menuntut lebih…atau sebaliknya, berani menentang tuntutan2 yang dateng dari orang lain ataupun diri kita sendiri supaya kita bisa bernafas dengan lebih lega dan melangkah dengan lebih ringan.

Haruskah gue terus hidup sebagai orang lain?
Orang yang bukan “Aku”…tapi orang yang tertuntut untuk ada oleh keadaan di sekitar gue yang semakin memuakkan….?

PENARI


Aku adalah seorang penari
Aku menari di atas panggung kehidupan
Aku menari sepenuh hati
Dengan jiwa penuh cinta

Aku menarikan kebahagiaan dan kesedihan
Aku menarikan kesepian,
Kehampaan dan keputusasaan
Aku menarikan kehidupan

Aku menggerakkan tubuh mengikuti hati
Mengikuti musik yang mengalun
Aku menarikan kisahku
Dan kisah mereka
Yang hidup untuk cinta dan karena cinta



Aku menari
Bukan karena suka atau cinta
Tapi karena hanya dengannya aku hidup
Dengan tarian aku bertahan di atas panggung
Walau harus terluka
Walau harus menahan sakit
Walau harus merasa kesepian
Walau harus menahan tangis air mata

Aku menari untuk hidup
Dan aku akan terus menari
Sampai musikku berhenti mengalun
Dan sampai hatiku terlalu lelah

DeeWardani-dari Solo dengan cinta-(290703)

About Life


A friend once told me

That life is colourful
That life is full of adventure
Mysteries to solve
And to explore

My life has been black

Dark and lonely
But that friend of mine came
And help me open my blind heart

A friend once told me
That life is beautiful
That life is full of stories
Which can make us smile
Or even cry
My life has been empty
The stories I had
Were only tragedies
And I can’t even cry

But that friend of mine came
And guided me
He protected me
And taught me how to smile

(DeeWardani-251002)

TOTAL REVIEW

Lama bgt ni gak nulis…sebenernya banyak bgt yg pengen gue tulis dan gue ceritain. Tp mungkin di review secara singkat aja yah (cieee…emang film?)

Tahun 2006 mungkin emang tahun yang
crucial bgt buat gue. Mungkin klo sempet ato pernah buka2 blog gue yg lain (termasuk yg udah 'almarhum') akan tahu pasti apa yg gue alamin. Pada tahun ini gue ngalamin masa2 terindah sekaligus terburuk gue berkat seorang senior yg udah lama gue puja. Semua diawali ketika gue berusaha jujur sama perasaan gue ke senior itu. Gak ada penyesalan sebenernya, tp saat itu gue belajar…bahwa ketika hati lo dihancurkan selang sesaat ketika orang yg lo sayang ngasi kebahagiaan, adalah satu hal yg bener2 menyakitkan. Tapi berkat itu gue jadi lebih kuat, lebih banyak bersabar dan berusaha untuk jadi lebih baik lagi.
Tahun 2006 ini jadi tahun akhir gue bener2 aktif main musik…karena di akhir tahun itu gue berangkat ke Jakarta buat magang. Dan hal ini jadi
breakthrough bgt buat gue.

Tahun 2007 dipenuhi oleh perkenalan baru, pengkhianatan dan perjuangan. Di tahun ini gue akhirnya bisa memilah yg mana di antara orang2 di sekitar gue yg bener2 bisa gue percaya. Karena dalam waktu satu tahun ini gue dikhianatin oleh dua orang yang seharusnya menjadi orang2 terpenting dalam hidup gue. Yang satu adalah seorang pria kunyuk yg seharusnya bisa ngajarin gue utk sayang lagi ma seorang cowo tp justru ngebuktiin ke gue bahwa cowo itu emang brengsek! Dan yang satu adalah orang yg seharusnya jadi sahabat yg gue percaya, tapi malah nusuk gue dari belakang pada saat gue melangkah maju untuk mengejar tugas akhir dengan ide gue yg entah kebetulan dari mana ternyata mirip sama dia. Sebuah hal yg seharusnya cukup masuk akal, mengingat kita berdua datang dari dunia dan background yg sama. Tapi hal ini malah menunjukkan gue, bahwa cewe selalu berteman dengan saling menusuk, dan ini yg membuat gue merasa lebih aman utk berteman dengan laki2, terutama temen2 bermusik gue.
Itulah…akhirnya gue bener2 bisa melihat dan merasakan, siapa yg bisa bener2 gue percaya, siapa sebenernya sahabat gue. Tp gue jg jd lebih sadar, bahwa ketika gue sendiri gue justru lebih kuat.
Di tahun yg sama gue bertemu sama seseorang yg akhirnya jadi malaikat gue, yang jadi alasan untuk banyak hal, termasuk semangat gue utk berjuang utk lulus…sebuah hal yg dari dulu gue jalani dengan terlalu santai. Dia juga orang yg ngebuktiin ke gue bahwa gue bisa kok sayang lagi, dan bisa merasakan lagi disayang oleh orang lain. And I totally can trust this person no matter how far we are from each other.
Selain itu, gue jadi merasakan siapa sebenernya sahabat gue. Ato
at least, orang yg bisa gue percaya dengan hidup gue. Bukan orang yg secara constantly ada disamping gue, tp dia membuat gue selalu sadar bahwa ada orang di luar sana yg bisa jadi tempat lari gue ketika butuh, karena itu gue gak ngerasa kesepian (meskipun gue tetep kangen ama temen2 band gue!)

Tahun 2008 gue awali dengan berjuang untuk meraih mimpi, untuk meraih kebahagiaan gue dan orang2 yg gue sayangi, dan masih akan berjuang untuk jadi orang yg lebih baik lagi, dengan penuh kesadaran bahwa gue memang orang yg gak sempurna. Tapi di awal tahun ini, kedua orang tadi masih membuktikan kalo gue masih bisa percaya sama mereka.

Speaking of ‘trust’…
Kata ini emang sangat sakral menurut gue. Dan selama ini gue tahu bahwa bukan cm gue yg menganggap bahwa hal ini penting…mengingat ada banyak sekali temen2 gue yg sering nulis soal ini dimanapun gue baca, ada seorang temen yg pernah nulis lagu soal ini, sering juga disebut2 di tv2, dan bahkan gue jg punya seorang temen yg menorehkan secara permanen (alias menato) kata ‘trust’ pada punggungnya.
Tp gue akan selalu inget perkataan nyokap gue soal hal ini…dari dulu beliau selalu bilang, bahwa kita bisa percaya sama seseorang, tapi kita jangan percaya sama dia secara 100%. Dan hal itu akhirnya gue pelajari dari pengalaman gue sendiri. Dan kali ini gue pun bertekad, gue gak akan terlalu mudah untuk percaya pada hal ato siapapun, dan
gue hanya akan percaya secara 100% pada dua hal di dunia ini…yaitu Tuhan dan diri gue sendiri.

DILEMA BANJIR

Not a very good day for me nih…setelah seharian menghadapi ke-chaos-an studio hari ini, gue jadi bertanya2 : “ada apa sih antara gue dan banjir?”
Loh…kok banjir, dith?

Well, gue sering mengalami banjir di saat2 genting…taun lalu kena banjir di Jakarta (sekalinya ada di Jakarta lama, malah kena), kamar tidur gue di rumah Eyang bocor abis dan banjir secara konstan (untungnya gue dah mulai nge-kost pas kejadian ini)…tapi, gak pernah nyangka gue malah akan mengalami banjir di kost!

Begini kronologis ceritanya…

Jam 15.30 – gue pulang dari studio lebih awal dari biasanya, dan menyadari kalo kost kosong…karena sepi banget dan pintu masuk garasi ditutup separo
Gue langsung mandi dan sholat, dan ketika itu Rusma, temen kost gue yang sama2 tinggal di lantai bawah dateng (Alhamdulillah, gue gak sendirian!)
Ujan mulai turun…

Jam 16.00 – nonton TV ma Rusma, ujan makin deres. Tau2 Rusma masuk kamar and tidur, gue tetep nonton bentar sampe akhirnya waktu suara TV makin kalah ma suara ujan, gue nyerah trus masuk kamar…
Baru tiduran 10menitan baru inget kalo TV blm gue matiin dan akhirnya keluar lah gue dari kamar. Eh,waktu buka pintu gue sadar: kok suara air ujannya makin deket yah??
Akhirnya gue berjalan lunglai sambil celingukan ke arah ruang TV…daaaaannnn….akhirnya gue temukan asal suaranya!!!
JENG…JENG…JENG (coba bayangin themesong nya film Psycho)

Ternyata tu suara dateng dari arah depan kamar mandi…disitu ada void yg kebuka sampe lantai atas, dan keliatan tangga menuju ke tempat jemuran di atap. Dan keliatan ada air menghujam turun dengan deras dari arah tempat jemuran itu langsung ke lantai bawah!!!! Tu air langsung jatoh ke arah tandon air di depan kamar mandi dan ngebuat area sekitarnya banjir.
Dengan penuh rasa penasaran langsung naiklah gue ke atas dan menyadari kalo keadaan lantai atas lebih parah karena dah banjir secara menyeluruh!

Akhirnya gue lari balik kelantai bawah dan ngebangunin Rusma, trus ke tempat bu kos yg sepi abis dan cuma dihuni ma Mas Galih, ponakan bu kost, satu2nya pria yg punya nyali untuk hidup di kost2an kami. Berdua ngetok2 pintu lama dan tu orang ga keluar2 sementara air yg tumpah dari atas makin parah…eh agak lama yg keluar bukannya masnya, tapi anjingnya bu kost yg sewaktu ngeliat kita berdua panik ngetok2 pintu malah nempelin moncongnya ke pintu kaca trus ngelolong (duh, ni anjing ga ngebantu deh)
Dengan putus asa Rusma ngajak gue nekad naik ke tempat jemuran, yg ternyata air di sana dah sebetis tingginya! Akhirnya d tengah luapan air ma ujan deres yg masih turun kita berdua nyari lubang pembuangan air di atas situ, dan ketika nemu langsung kita buka…agak lega sih waktu liat air di atas situ dah mulai turun pelan2…tapi pas mulai ada suara:
DRAKKKK!!DRAAAKKK!!! dari arah pipa pembuangan kita langsung turun, dan liat dari tempat cuci piring di lantai atas meluap air yg turun dari atas!! Kesimpulan gue : pipanya mampet nih!
Menyadari kita gak bisa berbuat apa2 di lantai atas dan suara pipa masih kedengeran, kita berdua turun…daaaannnn
JENG!!!JENG!!!JENG!!! ternyata air dan apapun yg mampet di pipa tadi meledak keluar di lantai bawah, dan tempat tinggal kami itu ikutan banjir!!! Sampe k kamar gue juga bahkan! Waduuuuhhhh….(bayangin themesong-nya Psycho lagi dong!)

Dengan hanya berdua dan satu buah alat pembersih lantai (gue gak tau itu namanya apa) ama satu kain pel gede banget, kita berjuang menyelamatkan kamar2 yg jadi korban, dimulai dari kamar gue yg paling ujung (kamar Rusma paling aman karena jauh dari pipa). Sewaktu berjuang mengeluarkan air dari kamar gue, gue mengutuk abis2an orang yg mendesain bangunan kost2an ini…karena gue menyadari bahwa permukaan lantai dari arah kamar mandi ke kamar gue tu menurun!!! parah kan??? pantes aja tu air susah bgt gue buang…
BR*@^#*K!!!
Dan parahnya, tiap kali gue ngedorong keluar air yg ada di dalem kamar gue, tu air langsung mengarah k kamar2 yg bersebrangan ama gue (maafkan aku, teman2!!)
Setelah kelar menyelamatkan kamar gue, akhirnya mas Galih bangun dan selagi dia celingukan bingung kenapa lantai atas banjir, gue ma Rusma langsung minta tolong bantuiin beresin lantai bawah…akhirnya dia turun ngebawa alat pembersih lantai satu lagi (tolong dong, ini namanya apa ya?) dan bantuin kita nyelametin kamar2 temen2 gue yg kebetulan lagi pada pulang kampung. Untungnya anak2 lantai bawah punya kebiasaan ninggalin kunci kamar masing2 di deket kamar gue.
Begitu mas Galih masuk kamar Cindu yg pas di depan kamar gue, dia tau2 berhenti di tengah kamar yg banjir parah itu dan ngeliatin langit2 kamar dengan terpana. Penasaran, gue ikut masuk k kamar dan ngeliat apa yg lagi dia liatin, yaitu air yg menetes-netes dari langit2!

G: di atas sini kan langsung kamar ya?
D: iya
G: brati kamar yg di atas banjirnya parah dong?
D: mmmmm (mulai ngebayangin themesong film yg sama ni)

Dan…usaha menyelamatkan kamar2 temen2 gue pun dimulai lagi, dengan cuma bertiga karena ga ada orang lagi selain kami, dan alat2 yg terbatas dan ujan masih blm berhenti…untungnya pipa dah lebih lancar jadi air ga muncul lagi
Lumayan melelahkan dan hampir menghilangkan nafsu makan (asal tau aja ya, kotoran yg bikin pipa mampet tadi itu kan keluar, dan gue menyimpulkan bahwa kotoran2 itu adalah sisa2 makanan tikur2 yg bersarang di atap! jijay bgt kan?)

Setelah lantai bawah dinilai aman, mas Galih mulai usaha buat sedikit menyelamatkan lantai atas (walopun sepertinya gak bisa menyelamatkan kamar2nya sekalian), dan kita pun langsung istirahat total. Hufff…kapok deh…

PS: buat Ayu, maafkan aku tidak bisa berbuat apa2 utk nyelametin kamarmu. Tp sepertinya mas Galih dah berbuat sesuatu…moga2 sih

BALADA STUDIO TUGAS AKHIR

Akhirnya gue pun masuk studio TGA, setelah berbagai perjuangan, pertimbangan dan keputusasaan…hehehe…
Tapi…Dari hari pertama banyak bgt kejadian2 aneh yg dialamin gue ma temen2 studio, yang sayangnya kebanyakan sedikit menghambat gituh…(konon katanya hal kaya gini lumayan lazim)

Diawali dari perebutan workspace antara temen-temen gue waktu hari pertama studio, komputer sewaan yang telat dateng (gila…telat 3 hari gitu!!! Bete bgt kan jd kehilangan 3 hari kerja, ya walopun emang blm tentu gue akan langsung kerja juga sih :p), komputer temen gue yg jebluk pas hari ketiga, komputer kena virus, mati lampu…
dan itu semua terjadi baru minggu pertama!!!

Minggu kedua lumayan lancar dan aman, yah paling mulai banyak yang ilang2, entah bener2 garap d kos ato nyari inspirasi d luar…tapi setidaknya dah mulai keliatan ada perkembangan dari anak2 studio. Ada yag mulai desain d CAD, ada yg mulai dr ngutak-ngatik lewat Sketch-Up ma Corel, ada yg bikin maket dl…yah intinya keliatan kerja lah

Minggu ketiga mulai makin aneh lagi, diawali dari kemunculan kucing yang beranak di dalem lemari, beberapa anak mulai ngeluh sakit dan ilang karena emang dah parah bgt sakitnya (cepet sembuh ya, Pit!!!)
Kemaren gue dapet kabar dari Teresia kalo datanya ilang secara mendadak!!! Dan bener2 mendadak…dalam artian ga ada virus, ga salah mencet dan lain sebagainya…

Menurut cerita sih, waktu itu studio dah sepi, dah jam 4an dan di studio tinggal dia ma Daniel. Setelah kelar gambar, Teresia nge-save kerjaan dan nutup layar CAD, trus masang flashdisk buat ngopi backup. Dan ketika dia buka properties dari folder yg isinya kerjaan dia (dari konsep smpe desain), disitu dibilang
0 bytes!!!!! Yang artinya tu folder kosong!!!! Dalam hitungan detik, man! Apalagi setelah dicek ulang, data yang ilang tu bener2 cuma data d dalem folder itu doang, dan yg lain tetep utuh

Gila ya…panik kan tuh…dan akhirnya Teresia dengan dibantu Daniel berjuang sampe malem buat nge-recover data satu folder yang rayap entah kemana… Nyebelinnya, Pak Bejo ma Pak Toni, pekerja TU yang sore itu masih ada malah nyeletuk…”iya, lupa bilang…tiap periode selalu ada tu yang keilangan data
” WHOA…WHAT!!!???

Oke…oke…gue akuin klo ni kampus ada ‘penunggu’nya yg suka iseng, tp ini sih kebangetan namanya. Tu penunggu ga lulus TA kali ya dulu? (hmmm…)
Moga2 ga ada korban lagi deh…

Baru minggu ketiga ni, what will come up next yah?