HENING...(memoirs of 17th August 1998)

Mata anak itu tajam menatapku. Ia diam lama – sangat lama. Tanpa sadar aku pun kembali menatapnya. Entah kenapa perasaanku sangat aneh saat itu. Keramaian di sekitarku samar-samar menghilang. Aku kini tak memperhatikan sekitarku lagi.

Samar-samar pada bibir anak itu tersungging senyum yang tipis, tampaknya seperti ia tak berani memunculkannya. Aku mengalihkan perhatianku, kembali ke keramaian. Perasaanku berkata bahwa pandangannya menyertaiku, aku pun merasakannya.

Aku menatap kosong ke depan dan mengosongkan pikiranku. Mendadak instingku menyuruhku menoleh. Aku menoleh ke arahnya – anak itu. Ia masih terus menatapku. Aku makin merasa aneh. Ingin aku mengalihkan perhatianku kembali. Namun pandangannya terus menarikku. Leherku terasa kaku, aku tak bisa menoleh. Entah kenapa.

Aku kian tertarik padanya – pada anak itu. Aku terus menatapnya seperti ia terus menatapku. Kami berdua saling diam. Sepertinya hanya kami berdua yang ada di sana. Sepertinya keramaian di sekitarku tak terasa. Setidaknya aku tak merasakannya lagi.
Waktu, dan semua yang di sekitarku seakan berhenti.

(DeeWardani-Agustus1998)

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!