GRASS

They said…
”the grass is greener on the other side of the fence…”
Memang bener kan?
Coba deh…seandainya kita lihat sekitar, pasti tampak seakan2 semua yang dimiliki orang lain, yang dialami ataupun dilakuin orang lain akan lebih baik dari semua yang datang dari sisi kita sendiri.

Seperti ketika A memuji sketsa loe sementara loe berpikir, “gila…si A jago lho sketsanya”. Atau ketika sebenernya gak ada masalah antara loe dan cowo loe, tapi loe tetep bilang ke W, “asik ya, cowo loe main musik jg…pasti enak deh ‘idup loe”. Atau juga ketika loe berhenti di lampu merah dan loe lihat ke mobil di sebelah loe dan menghela nafas sambil bilang, “damn…gue sendirian lagi”. Dan bisa juga ketika loe melihat di tengah keramaian ada seorang cewe yang menonjol bgt dan kelihatan bener2 feminim, dan loe berkomentar, “mmm…bisa gak ya gue kaya dia? Beda bgt ama gue…

Sebenernya apa yang salah?
Apa bener rumput tetangga itu lebih hijau…bahwa orang lain melakukan semua dengan lebih baik?
Atau cuma karena kita yang gak mo trima klo kita itu manusia biasa dan gak pernah puas atas apapun yang ada dan kita punya?
Atau karena adanya tuntutan…bahwa kita HARUS jadi lebih baik, harus sempurna, harus sesuai seperti harapan orang lain…ekspektasi orang lain?
Meski kita gak sadar…bahwa tuntutan itu sering juga datang dari kita sendiri ketika kita mengintip ke rumput tetangga tadi dan muncul perasaan dimana kita gak mau kalah, dan muncul perasaan bahwa kita seperti makhluk asing di tengah orang lain.

Seperti yang gue bilang…haruskah begitu susah untuk hidup jadi diri sendiri? Jadi apa adanya? Jadi manusia biasa dan bukannya jadi malaikat yang sempurna…meski akhirnya kita jadi gak terlihat?
Gimana caranya kita bisa hidup tanpa rasa iri?
Meminta hal yang gak boleh kita minta?
Gimana caranya supaya kita terima semua apa adanya? Terima porsi kita masing2? Dan gak menuntut lebih…atau sebaliknya, berani menentang tuntutan2 yang dateng dari orang lain ataupun diri kita sendiri supaya kita bisa bernafas dengan lebih lega dan melangkah dengan lebih ringan.

Haruskah gue terus hidup sebagai orang lain?
Orang yang bukan “Aku”…tapi orang yang tertuntut untuk ada oleh keadaan di sekitar gue yang semakin memuakkan….?

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!