Another Conversation

Selama beberapa waktu belakangan gue jarang sekali diganggu oleh kedua teman setia gue, Mind dan Heart. Kadang gue berpikir mungkin karena gue lagi berusaha untuk fokus ke pekerjaan ketimbang ke hidup gue, atau karena gue pun lagi bingung karena terlalu banyak suara yang gue denger jadi gue udah gak bisa denger lagi suara percakapan mereka yang biasanya menemani pagi hari gue.

Sampai suatu ketika...
Di suatu malam gue menerima sms yang membuat hati gue hancur, kecewa dan merasa kangen setengah mati sama satu sosok yang sebenernya udah nyakitin hati gue. Kata-kata yang nyakitin, emosi, ekspresi yang sama sekali gak gue sangka akan gue dapetin membuat gue ngerasa malam itu bener-bener kesepian. Dan gue menangis....

Saat itu, ketika air mata gue dengan deras mengucur di pipi gue. Gue bisa rasain seluruh tubuh gue terbagi di bagian-bagian kosong, dan ketika gue bener-bener kosong itu....gue bisa rasain kehadiran mereka. Berdiri menatap gue, yang sedang terpuruk di lantai kamar kost gue, dengan iba dan ketika gue mengangkat wajah gue menatap balik ke mereka, kedua teman gue itu mulai berbicara ke gue.

MIND : Please stop crying....

ME : But I can't stop...I'm hurt... I'm broken. Can't you see?

MIND : Of course I can see, That's why I'm asking you to stop crying

ME : Why?

MIND : It's not worth it. That person is just not worth it...

Tapi ternyata gue menangis semakin kencang...semakin berharap orang yang paling gue kangenin ada disini untuk merengkuh gue, memeluk gue, menenangkan gue...dengan segala caranya yang dulu selalu bisa membuat gue berhenti menangis. Dan ketika gue kembali menelungkup ke lantai kamar, gue bisa rasain
Mind, teman baik ku itu, melangkah maju mendekatiku. Tapi Heart, yang sejak tadi cuma diam menghentikan dia...

HEART : No, just let her.... She needs to cry. Let her...

MIND : I can't. I just can't take it. Please stop...

HEART : Just let her cry...

Suara
Heart yang begitu tenang justru mengejutkan gue. Dan sekali lagi gue menatap mereka yang masih berdiri menjulang tinggi di hadapan gue yang masih terpuruk di lantai kamar, membasahi pelapis lantai kamar dengan air mata gue. Gue tatap wajah Heart yang polos dan kosong. Gue bisa lihat betapa beratnya dia menahan sakit, seolah-olah dia sedang mengalami sakit yang sudah cukup akut yang seharusnya bisa menyebabkan dia terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan kabel-kabel menempel di tubuhnya.

ME : Why are you so calm?

Heart menoleh padaku dan bilang,

HEART : Why? Is there something wrong...?

ME : No, it's just that I am hurting. And you're supposed to be hurt

HEART : And why is that?

ME : Because you are my heart. You're supposed to be hurting. That's why I'm crying. Why are you so calm?


Wajah
Heart beralih menjadi kaku, tapi kedua matanya begitu tenang. Lama, akhirnya dia menjawab,

HEART : Because I've been so much in pain..... I no longer feel anything....

Dia menatapku begitu dalam, menghentikan seketika air mataku dan membuat nafasku lebih longgar ketika dia menjawab,

HEART : I'm numb.





No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!