Ku sendiri...
Ku tutup mata...
Dan akhirnya ku bisa melihat diriku sendiri terduduk di atas kursi kayu dalam kamarku yang gelap. Tapi tak sendiri...kawan lama ku yang baik berdiri dengan tegap dan pasti. Ku tatap wajahnya yang selalu tampak dingin tanpa ekspresi, namun kini tersirat jelas amarah di wajah nya yang putih bersih. Dia menatapku dengan pandangannya yang ku kenal, dingin, hampa namun selalu tahu apa yang harus dikatakannya pada ku.
Tanpa banyak berkata dia mengalihkan pandangannya ke tempat tidur. Dimana kawan baik ku yang lain sedang terbaring lemah di permukaannya. Tubuh kurusnya yang masih penuh dengan perban, luka dan keringat kini terbungkus dengan selimut tebal yang melindunginya dari dingin udara.
Ku mendekat...
dengan seluruh bagianku terasa teriris dan seakan tubuhku diselimuti sebuah awan pekat bernama 'penyesalan'.
Kawanku yang masih berdiri di sisi ku mulai berkata dengan lembut...
Ku menganggukkan kepala ku dan menunduk di atas tempat tidur. Mata kawanku terbuka menatapku dengan kedua mata nya yang lemah dan hampa.
Dengan lemah dia menunjuk ke arah MIND yang menatap kami berdua...
HEART mengangguk pelan dan menutup matanya perlahan. Ku menunduk dan menarik selimut tebal itu semakin rapat menutupi tubuh hingga nyaris sampai ke wajahnya. Ku menegakkan tubuhku dan menarik tangan MIND untuk meninggalkannya di ruangan itu sendirian. Agar kawanku yang kusayangi itu bisa beristirahat dalam kedamaian.
Ku tutup mata...
Dan akhirnya ku bisa melihat diriku sendiri terduduk di atas kursi kayu dalam kamarku yang gelap. Tapi tak sendiri...kawan lama ku yang baik berdiri dengan tegap dan pasti. Ku tatap wajahnya yang selalu tampak dingin tanpa ekspresi, namun kini tersirat jelas amarah di wajah nya yang putih bersih. Dia menatapku dengan pandangannya yang ku kenal, dingin, hampa namun selalu tahu apa yang harus dikatakannya pada ku.
Tanpa banyak berkata dia mengalihkan pandangannya ke tempat tidur. Dimana kawan baik ku yang lain sedang terbaring lemah di permukaannya. Tubuh kurusnya yang masih penuh dengan perban, luka dan keringat kini terbungkus dengan selimut tebal yang melindunginya dari dingin udara.
Ku mendekat...
dengan seluruh bagianku terasa teriris dan seakan tubuhku diselimuti sebuah awan pekat bernama 'penyesalan'.
Kawanku yang masih berdiri di sisi ku mulai berkata dengan lembut...
MIND : We tried hard enough but turns out they still don't work...
MIND : He's still hurt...he's still in pain...
Ku menganggukkan kepala ku dan menunduk di atas tempat tidur. Mata kawanku terbuka menatapku dengan kedua mata nya yang lemah dan hampa.
ME : Forgive me...I failed to find the cure for you
HEART : That's okay...
HEART : We've tried...failing is a process, she said...
Dengan lemah dia menunjuk ke arah MIND yang menatap kami berdua...
HEART : I feel so weak...I am so tired...I need rest...
HEART : Let me be alone for awhile...let me close my eyes...maybe time would heal me, maybe my sleep will give me more strength
ME : Of course...
ME : Go to sleep, rest now... We won't ever bother you so you can be at peace.... I will wake you when your are ready. When we are ready to face the world, to face life once again.
HEART mengangguk pelan dan menutup matanya perlahan. Ku menunduk dan menarik selimut tebal itu semakin rapat menutupi tubuh hingga nyaris sampai ke wajahnya. Ku menegakkan tubuhku dan menarik tangan MIND untuk meninggalkannya di ruangan itu sendirian. Agar kawanku yang kusayangi itu bisa beristirahat dalam kedamaian.
*Dedicated to HEART...sleep tight and have a nice dream...enjoy your rest...I will leave you with your peace
No comments:
Post a Comment
tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!