A Mother and A Daughter

Seorang ibu memberikan putrinya sebuah kanvas putih kosong dan seperangkat alat lukis.

"Bu, saya tidak bisa melukis."

"Coba dan belajar. Nanti kamu akan mengerti."

Sang putri lalu dengan setengah antusias dan penuh rasa ingin tahu mulai melukis di atas kanvas kosong, menggoreskan kuasnya di sana sini dan memenuhi kanvas itu dengan warna-warna kesukaannya. Tepat ketika selesai ia memandang hasil karyanya dan kecewa. "Saya tidak suka hasilnya."

Sang Ibu hanya tersenyum dan membelikan lagi sebuah kanvas baru untuk putrinya yang sedang sedih.

"Istirahat dulu, lalu coba lagi, lihat dulu mana yang akan kamu ubah. Nanti lama-kelamaan kamu akan mengerti."

Setelah merasa tenang akhirnya sang putri mencoba lagi, menggoreskan kuasnya ke sana dan kemari. Mewarnai kanvasnya dengan warna-warna kesukaannya dengan cara yang berbeda. Setelah beberapa lama dia berhenti dan menatap hasil karyanya. Ia kecewa.

"Saya tidak suka. Saya pasti tidak bisa melukis," ujarnya sambil menangis.

Sang ibu datang dan memeluk putrinya. Dengan penuh kasih sayang ia mendorong putrinya untuk mencoba lagi. Setiap kali selalu berulang, jika sang putri gagal ibunya akan datang dan memberikannya kanvas atau perlengkapan baru, menyemangatinya dan menemaninya sampai putrinya mau berusaha lagi untuk melukis. Hal ini berlangsung berhari-hari dan berminggu-minggu.

Setiap waktu sang putri yang merasa gagal akan merasa sedih, namun dengan dorongan semangat ibunya ia mampu berusaha melukis lagi. Setiap kali menghadapi kegagalan dan mencoba lagi ia akan menatap lukisan sebelumnya, mempelajari hal-hal yang tidak ia suka lalu mencoba cara-cara baru dan memberi warna baru dalam lukisannya.

Pada suatu hari sang ibu menghampiri putrinya yang tampak sedang tersenyum ceria. Kali ini dalam kanvasnya tampak sebuah lukisan dengan warna cerah dan indah. "Saya bisa, bu."

Sang ibu sambil tersenyum mengajak putrinya menatap tiap lukisannya selama ini satu persatu dan berkata,

"Kamu lihat? Bagaimana kamu belajar sampai kamu bisa menyelesaikan lukisan kamu? Berawal dari kanvas kosong yang Ibu beri, kamu mulai mewarnai. Tiap kamu mencoba lagi, kamu akan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan kamu di lukisan sebelumnya, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Dan kamu melakukannya berulang-ulang sampai akhirnya kamu menemukan sebuah cara untuk menjadikan lukisanmu indah seperti sekarang.

Itulah hidup. Kanvas putih itu adalah kamu. Ketika kamu hadir pertama kali, begitu polos dan bersih. Lalu akan datang berbagai warna yang akan menghiasi kamu. Dan akan ada saatnya ketika warna yang datang tidak sesuai hingga kamu kecewa atau merubah hidup kamu menjadi jauh dari apa yang kamu mau. Tapi selama hidup masih berjalan, kamu bisa memulai segalanya lagi. Dari awal, kembali ke nol. Menjadi kanvas putih yang bersih untuk kembali menyambut warna-warna baru lagi. Begitu terus dan terus jika kamu masih memberi kesempatan pada dirimu sendiri dan masih mau mencoba. Pada akhirnya warna yang tepat akan datang. Dan kamu akan tahu bagaimana menghiasi kanvasmu, hidupmu, dengan warna yang baru.

Ada banyak kesempatan bagi kamu untuk mencoba, untuk belajar, untuk mengenal segala macam "warna" hidup. Dan ibu tidak akan selalu ada untuk kamu. Jadi kamu harus berusaha sendiri. Sekarang kamu paham bahwa kamu bisa. Kamu bisa melakukan apapun, jika kamu mau mencoba. Bahkan nanti ketika kamu menghadapi hidupmu sendiri, dengan mengenal warnamu sendiri, kamu pasti bisa. Lukislah hidupmu dengan sepenuh hati kamu. Selalu coba dan coba lagi sampai nanti kamu bisa menjadikan hidupmu indah selayaknya lukisan cantik yang kamu inginkan, dengan kekuatan kamu sendiri."

This is the kind of mother I want to be.
.deewardani.
Jakarta, 11 Januari 2012

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!