biarkan aku menari
biarkan aku berlari
biarkan aku bermimpi
biarkan aku pergi dan terbang tinggi
ku lelah berada di atas tanah
ku ingin melayang tinggi
berlari secepat angin mengejar pelangi
ku rindu menari
rindu sekali
sepatu menari ku telah terlalu lama kubiarkan teronggok di sisi kamar
diam sendiri dalam sepi
kesepian
seperti hatiku saat ini
biarkan aku menjadi aku
there's so many things I want to do
but there's only so little time
I wanna fly free...I've been running...I've tried so much to move on
but still wasn't enough
I still think of you...
I hate having this feeling inside of me
I hate the fact that I'm still breaking because of you
let me live my life without the memory of you
let me erase you...
...and have another dream to catch
but there's only so little time
I wanna fly free...I've been running...I've tried so much to move on
but still wasn't enough
I still think of you...
I hate having this feeling inside of me
I hate the fact that I'm still breaking because of you
let me live my life without the memory of you
let me erase you...
...and have another dream to catch
Inspirative Quote p.10.
"Wanting to be someone else is a waste of the person you are"
(Kurt Cobain)
Sepertinya saya baru saja menemukan apa yang menjadi beban dan masalah dalam pikiran saya.
Saya terlalu sering melihat masa lalu.
Terlalu sering mengintip ke balik punggung.
Terlalu sering berkata " seharusnya..." atau "seandainya..."
Terlalu sering memaki diri sendiri.
Terlalu sering diam saat terluka.
Tiap malam saya selalu menemukan diri saya terduduk di kamar gelap.
Sendiri dan sepi.
Menikmati luka yang mengiris tiap inci bagian tubuh.
Sekarang mata saya terbuka.
Dan menyadari tiap luka membuat saya lebih merasakan hidup.
Dan karenanya....saya bersyukur.
Saya terlalu sering melihat masa lalu.
Terlalu sering mengintip ke balik punggung.
Terlalu sering berkata " seharusnya..." atau "seandainya..."
Terlalu sering memaki diri sendiri.
Terlalu sering diam saat terluka.
Tiap malam saya selalu menemukan diri saya terduduk di kamar gelap.
Sendiri dan sepi.
Menikmati luka yang mengiris tiap inci bagian tubuh.
Sekarang mata saya terbuka.
Dan menyadari tiap luka membuat saya lebih merasakan hidup.
Dan karenanya....saya bersyukur.
analogi mimpi
Beberapa malam yang lalu dalam tidur gue mendapat sebuah mimpi. Seperti mimpi-mimpi yang pernah gue alami, mimpi ini sebenernya cuma gue ingat dalam potongan-potongan singkat seperti film lama yang nyaris rusak. Tidak jelas, tidak berurutan, tidak lengkap.
Tapi perasaan yang gue alami dalam mimpi itu begitu nyata....
Ketika dalam ingatan akan mimpi itu gue bisa merekam adanya orang-orang yang gue kenal dan pernah ada dalam hidup gue. Orang-orang dari masa lalu, masa sekarang dan mungkin bahkan masa depan. Tanpa gue bisa menyebut nama-nama mereka tapi dapat gue ingat wajah-wajah dan laku mereka.
Kemudian ada sepotong bagian dari mimpi itu yang tidak hanya terasa nyata, tapi juga terekam begitu jelas dan persis dalam benak gue dari malam itu hingga sekarang. Yaitu ketika sosok masa lalu gue - seorang gadis bertubuh mungil, bermata sipit, berambut pendek dan berkulit putih yang dulu pernah gue sayangi dan entah berapa tahun gak gue temui - muncul di hadapan gue, menarik kepala gue untuk mendekati kepalanya, lalu menempelkan dahinya di dahi gue seperti kebiasaan kecilnya dulu, lalu berkata : "Kamu sudah membuat banyak orang sakit hati ya?"
Gue terbangun dengan sebuah kesadaran dan sebuah pertanyaan, apakah memang karma yang sedang gue hadapi dan sedang menghukum gue dengan keji?
Gue sangat percaya dan menghormati karma.
Karena itu, saat ini, bukan atas nama sebuah reaksi klise yang sedang terjadi menjelang masuknya bulan puasa, melainkan atas nama sebuah kesadaran diri dan keinginan tulus dari dalam hati.
Ditujukan untuk semua yang pernah gue sakiti, gue kecewakan, gue lupakan.
Gue ucapkan sebuah kata....
Tapi perasaan yang gue alami dalam mimpi itu begitu nyata....
Ketika dalam ingatan akan mimpi itu gue bisa merekam adanya orang-orang yang gue kenal dan pernah ada dalam hidup gue. Orang-orang dari masa lalu, masa sekarang dan mungkin bahkan masa depan. Tanpa gue bisa menyebut nama-nama mereka tapi dapat gue ingat wajah-wajah dan laku mereka.
Kemudian ada sepotong bagian dari mimpi itu yang tidak hanya terasa nyata, tapi juga terekam begitu jelas dan persis dalam benak gue dari malam itu hingga sekarang. Yaitu ketika sosok masa lalu gue - seorang gadis bertubuh mungil, bermata sipit, berambut pendek dan berkulit putih yang dulu pernah gue sayangi dan entah berapa tahun gak gue temui - muncul di hadapan gue, menarik kepala gue untuk mendekati kepalanya, lalu menempelkan dahinya di dahi gue seperti kebiasaan kecilnya dulu, lalu berkata : "Kamu sudah membuat banyak orang sakit hati ya?"
Gue terbangun dengan sebuah kesadaran dan sebuah pertanyaan, apakah memang karma yang sedang gue hadapi dan sedang menghukum gue dengan keji?
Gue sangat percaya dan menghormati karma.
Karena itu, saat ini, bukan atas nama sebuah reaksi klise yang sedang terjadi menjelang masuknya bulan puasa, melainkan atas nama sebuah kesadaran diri dan keinginan tulus dari dalam hati.
Ditujukan untuk semua yang pernah gue sakiti, gue kecewakan, gue lupakan.
Gue ucapkan sebuah kata....
M A A F
the tarot reader
Sedikit flashback...untuk menjawab beberapa pertanyaan dari beberapa orang tentang bagaimana gue (pada akhirnya) berhasil melewati dan menghadapi semua masalah dalam nasib cinta gue yang kandas dengan buruk. Sekarang gue mau cerita sebuah kejadian yang gue alami beberapa waktu yang lalu.
Beberapa minggu yang lalu...
sepulang kerja gue dihubungi nyokap gue dengan tawaran untuk ikut beliau menghadiri sebuah undangan untuk makan malam dalam rangka perayaan hari ulang tahun salah satu teman baiknya. Pada waktu itu gue pun tertarik karena tempat ini baru dan kebetulan si tante yang baik hati yang mengundang kami baru saja menolong gue, so I decided to come in the matter of a thank you gift on her birthday.
Di acara yang hangat dan dihadiri oleh kerabat-kerabat dan teman dekat si tante yang ultah ini gue jadi mengenal lebih banyak teman nyokap yang sebelumnya belum pernah gue temui. Dan gue pun bisa mengobrol lebih banyak bersama si tante dan adik si tante yang memang sudah lama menjadi sahabat keluarga.
Anyway, cerita berlanjut ke penghujung acara ketika salah seorang tamu yang merupakan rekan bisnis sahabat nyokap ini menawarkan sebuah hadiah ulang tahun yang sangat berharga. Wanita muda yang bernama Mbak Ve ini menawarkan untuk meramal tiap tamu yang hadir dengan kartu Tarot miliknya. Menurut tante, mbak Ve ini memang peramal kartu Tarot yang cukup handal dan terkenal. Semua tamu bergilir dan (nyaris) berebutan meminta untuk dibaca garis nasibnya melalui kartu-kartu cantik milik mbak Ve. Dan semenjak tawaran pertama gue pun ikut tertarik, terutama sekali untuk menanyakan perihal masalah dan kemelut yang saat itu memang sedang melanda pikiran dan hati gue, hingga mengganggu segala aktivitas, konsentrasi kerja dan bahkan kesehatan gue.
Tapi keraguan menang ketika menyadari bahwa apa yang hendak gue tanyakan mungkin gak akan bisa dimengerti oleh orang-orang awam kebanyakan. Perihal gue patah hati dan putus cinta? oke, itu adalah hal yang sangat lazim dialami manusia biasa (asalkan dia punya hati). Tapi perihal kepada dan dengan siapa gue alami hal ini? Hal ini cenderung sulit untuk dijelaskan, bukan begitu? Dan yang membuat makin ragu adalah bahwa wanita muda ini berasal dari kalangan bisnis nyokap dan teman-temannya. Gue gak mau siapapun tahu...
Tapi si tante yang malam itu sedang berbahagia sedikit memaksa gue untuk mencoba membiarkan diri gue diramal garis nasib dan peruntungan gue. Terutama karena menurut beliau dan beberapa orang yang telah mencoba, mbak ini bisa membaca dan mengetahui banyak hal. Dan akhirnya gue pun mengiyakan ajakan si tante dengan menegaskan agar tidak ada seorang pun (terutama si tante yang ber-ultah ini dan nyokap gue) untuk ikut mendekat dan mengetahui apa yang akan gue tanyakan kepada si peramal.
Maka duduklah gue di hadapan Mbak Ve di mejanya yang berada di pojok ruangan, dan mulailah kami berbincang dan berkomunikasi....
Mbak Ve (V) : Halo....siapa nama kamu?
Gue (D) : Halo...nama ku Dita, mbak
V : nama lengkap ?
D : Dita Wisnuwardani
V : Umur ?
D : 25 , menjelang 26 tahun ini
Mbak Ve tersenyum dan tanya...
V : oke sekarang kamu mau tanya apa ?
D : (diam...berbagai pertanyaan seputar masalah gue melayang dan berputar-putar dengan indah di dalam benak gue)
D : ummmm....banyak sih mbak
V : ya udah kamu boleh tanya apa aja kok
D : ummmm....(mulai makin ragu-ragu)....oke, kalo gitu aku tanya soal karir aja deh mbak, masa depan ku gimana setelah ini
Sebuah pernyataan yang sangat berbeda dengan apa yang gue mau. Tapi setidaknya pernyataan yang keluar ini 'aman' menurut gue. Tapi apa yang terjadi kemudian sangat mengejutkan gue...
V : sekarang kamu ambil 3 kartu (sambil menunjuk ke jajaran kartu tarot terbalik di hadapan nya)
D : (mulai mengambil) ...satu...dua...tiga.... (dan lalu menyerahkan kartu-kartu itu ke mbak Ve)
Mbak Ve ambil kartu-kartu itu dan merenung sejenak, kemudian bertanya...
V : kamu lagi in love ya ?
D : (mulai pusing...jeng jeng...mbak ini memang hebat!!!) ummm....kurang lebih sih. koq gitu mbak?
V : (senyum) jadi kamu tanya kan soal karir, tapi sepertinya isi hati kamu berbeda...jadi yang keluar semua tentang cinta (sambil menunjukan ketiga kartu yang gue ambil sendiri tadi)
V : kamu punya pacar ?
D : ummm..ada sih seseorang tapi lagi ada masalah sih
Mbak Ve mengangguk dan mulai mengartikan karut-kartu tadi. Kartu pertama bergambar "The Lover" yang menggambarkan suasana hati gue yang sedang dilanda cinta dan kasmaran yang berlebihan. Kartu kedua menggambarkan keraguan yang gue miliki, dan menurut mbak Ve kartu itu memberi tahu bahwa dalam hati gue ada beban yang begitu besar karena gue mencintai orang ini. Lalu kartu ketiga adalah kartu sakti...kartu itu bergambar seorang putri sedang melepaskan burung merpati ke angkasa.
V : menurut kartu ini, sudah waktunya buat kamu untuk 'let go'. Melepaskan semua dan melanjutkan hidup...lepasin semua beban dan terbang bebas kaya merpati yang dia lepas.
Hati gue terenyuh...menyadari bahwa ucapan Mbak Ve yang terakhir memang benar. Dan hal itu sudah lama gue sadari dan gue miliki.
V : nama pacarnya siapa ?
Kaget. Gue diam gak tahu harus jawab apa.
D : Iska
V : nama lengkapnya ?
D : ummm....iska aja ya...dia tinggal di bandung
Saat itu gue sadari wajah Mbak Ve sedikit berubah. Ada keyakinan dalam diri gue bahwa mungkin Mbak Ve sudah bisa menebak hal yang sebenarnya.
V : oh ya udah kalo gitu...sekarang coba ambil 3 kartu lagi,sambil bayangin dia ya
D : (mulai mengambil sambil membayangkan wajah dan suara orang yang keberadaan bayangnya menusuk-nusuk hati gue itu) ...satu...dua...tiga...
Kali ini Mbak Ve gak nunjukin kartu-kartu yang sudah gue ambil, tapi membacanya sejenak dan mulai bertanya...
V : kenapa gak diterusin? kenapa kamu ragu?
D : (sambil menahan tangis) aku sebenernya mau terus, mbak...tapi emang ada beban dan keraguan yang besar, terutama karena ada masalah yang besar banget antara kita berdua
V : masalahnya gak bisa diperbaiki?
D : mungkin bisa...tapi dari dianya gak ada usaha, malah bikin kesalahan terus, semuanya serba salah. kalo aku terusin, aku gak kuat...sakit....
V : mama tahu?
D : (menggeleng) gak ada yang tahu...gak ada yang paham...
V : (diam sebentar dan menutup ketiga kartu tadi ke meja)
V : sebenernya dia ngerasain hal yang sama kaya kamu...tapi dia juga ngerasain beban yang sama. dan keraguan yang sama, jadi ketika kamu ngerasa gak bisa jalanin, dia juga menyerah....tapi kalian bisa kalau berusaha...tapi gak ada jalan keluar ya?
V : yang penting sih sekarang kamu harus bisa lepasin semuanya...tetap semangat ya
Gue menghela nafas, berusaha gak menangis karena pasti nyokap gue akan makin bertanya-tanya. Lalu mbak Ve tersenyum melihat wajah gue yang mulai muram.
V : sekarang apa lagi yang kamu mau tahu? satu pertanyaan lagi...karir? tadi kan belum dijawab
D : ummm...iya mbak, kali ini bener-bener deh, soal karir, soal masa depan aku gimana nantinya di hidup, kesehatan dan lain-lainnya
V : ya udah ambil lagi 3 kartu ya
D : (ambil kartu dengan lebih pasti) ...satu...dua...tiga...
Dan bahkan ketika baru melihat senyuman Mbak Ve pun gue tahu bahwa kartu-kartu yang muncul memang menakjubkan.
V : tuh kan...coba liat kartu-kartu ini...
Mbak Ve nunjukin semua kartu tadi, yang terdiri dari dua buah kartu bergambar putri raja dan sebuah kartu yang bergambar "The Divine", sebuah kekuatan maha dahsyat yang mengagumkan.
V : setelah ini kamu bisa kok lewatin semuanya, kamu akan mendapatkan keajaiban, campur tangan Tuhan dan setelah melalui segalanya kamu akan muncul sebagai 'putri'. sosok dari kamu yang baru dan jauh lebih baik. Dan hidup kamu pun jadi lebih baik.
V : sabar dulu, di akhir semua ini nanti akan ada jalan...mungkin dari Tuhan...yang akan nunjukin jalan kamu hingga kamu meraih keindahan.
Kemudian Mbak Ve nambahin lagi...
V : Sebenarnya sekarang pun kamu sudah bisa, tapi kamu kurang percaya diri. Sebenernya kamu bisa jadi leader dan memimpin jalan kamu sendiri. Kamu tuh keliatannya bisa menciptakan sesuatu dan berkarya dan bisa membuat orang mengikuti jalan kamu kok.
Kamu dulu juga pernah kan?
Gue sedikit membenarkan pernyataan dan pertanyaan itu dengan bercerita tentang segala kegiatan dan karya gue semasa kuliah.
V : Tuh kamu bisa kok gitu lagi, asal kamu percaya diri dan yakin kamu bisa. Kenapa kamu mesti ragu?
D : Mungkin karena aku keluar dari lingkaran yang dulu kupimpin dan membuat aku nyaman, dulu semua orang mengikuti aku dan ide-ide ku, tapi sekarang ketika di dunia kerja dan hidup di Jakarta aku seperti anak hilang yang baru keluar kandang. Aku belum nemuin aja lingkaran itu lagi
V : (senyum) kamu masih bisa kok...percaya deh...kamu akan punya kesempatan untuk bisa kaya gitu lagi, bisa kuat lagi...
V : Umur kamu 25 kan sekarang? Ditotal jadi 7, itu artinya memang saat ini masih masa pencarian jati diri kamu. jadi kamu masih merambah di dunia karir dan cinta dan hidup, kamu masih mencari jalan dan masih belajar.
Nanti memasuki usia 26, total 8, kamu akan mulai menemukan jalan kamu. dan nanti di usia 27, ketika total angka usia kamu 9, kamu sudah akan menemukan tempat kamu. Karir yang lebih pasti, kamu jadi lebih tahu harus kemana dan melakukan apa, hidup kamu lebih jelas dan pada usia itu kamu juga akan menemukan garis jodoh kamu, pasangan kamu.
Jalan kamu nanti akan ditunjukan kok, kamu pasti bisa menemukan jalan kamu...toh Tuhan gak akan pernah meninggalkan kamu hingga kamu keluar dari semua masalah kamu yang ada sekarang sebagai "Princess" (sambil menunjukan ketiga kartu terakhir tadi)
Gue cuma bisa tersenyum dan berkata "Amin...." dengan segala keyakinan bahwa tiap kata yang diucapkan Mbak Ve akan benar-benar terbukti. Tiba-tiba gue merasa lebih yakin dan kuat.
Bahkan sekarang, gue seperti menemukan kekuatan yang dulu bisa membuat gue jadi sosok yang percaya diri dan kuat di antara teman-teman gue. Dan kini gue seakan lebih kuat untuk mengejar mimpi gue, tanpa harus terlalu memikirkan masalah gak penting yang kemarin-kemarin selalu membuat gue sakit dan gila.
Malam berikutnya setelah kejadian itu, gue menangis sejadi-jadinya menjelang tidur. Menumpahkan dan mengeluarkan semua rasa sakit, semua benci, semua marah yang masih tersisa dalam hati dan pikiran gue. Dan gue keluarkan semua sampai gue tertidur. Dan bangun di pagi berikutnya dengan perasaan yang begitu ringan. Lega. Ikhlas. Percaya diri.
Terima kasih, Mbak Ve....terima kasih banyak telah menyadarkan gue yang idiot ini....
Beberapa minggu yang lalu...
sepulang kerja gue dihubungi nyokap gue dengan tawaran untuk ikut beliau menghadiri sebuah undangan untuk makan malam dalam rangka perayaan hari ulang tahun salah satu teman baiknya. Pada waktu itu gue pun tertarik karena tempat ini baru dan kebetulan si tante yang baik hati yang mengundang kami baru saja menolong gue, so I decided to come in the matter of a thank you gift on her birthday.
Di acara yang hangat dan dihadiri oleh kerabat-kerabat dan teman dekat si tante yang ultah ini gue jadi mengenal lebih banyak teman nyokap yang sebelumnya belum pernah gue temui. Dan gue pun bisa mengobrol lebih banyak bersama si tante dan adik si tante yang memang sudah lama menjadi sahabat keluarga.
Anyway, cerita berlanjut ke penghujung acara ketika salah seorang tamu yang merupakan rekan bisnis sahabat nyokap ini menawarkan sebuah hadiah ulang tahun yang sangat berharga. Wanita muda yang bernama Mbak Ve ini menawarkan untuk meramal tiap tamu yang hadir dengan kartu Tarot miliknya. Menurut tante, mbak Ve ini memang peramal kartu Tarot yang cukup handal dan terkenal. Semua tamu bergilir dan (nyaris) berebutan meminta untuk dibaca garis nasibnya melalui kartu-kartu cantik milik mbak Ve. Dan semenjak tawaran pertama gue pun ikut tertarik, terutama sekali untuk menanyakan perihal masalah dan kemelut yang saat itu memang sedang melanda pikiran dan hati gue, hingga mengganggu segala aktivitas, konsentrasi kerja dan bahkan kesehatan gue.
Tapi keraguan menang ketika menyadari bahwa apa yang hendak gue tanyakan mungkin gak akan bisa dimengerti oleh orang-orang awam kebanyakan. Perihal gue patah hati dan putus cinta? oke, itu adalah hal yang sangat lazim dialami manusia biasa (asalkan dia punya hati). Tapi perihal kepada dan dengan siapa gue alami hal ini? Hal ini cenderung sulit untuk dijelaskan, bukan begitu? Dan yang membuat makin ragu adalah bahwa wanita muda ini berasal dari kalangan bisnis nyokap dan teman-temannya. Gue gak mau siapapun tahu...
Tapi si tante yang malam itu sedang berbahagia sedikit memaksa gue untuk mencoba membiarkan diri gue diramal garis nasib dan peruntungan gue. Terutama karena menurut beliau dan beberapa orang yang telah mencoba, mbak ini bisa membaca dan mengetahui banyak hal. Dan akhirnya gue pun mengiyakan ajakan si tante dengan menegaskan agar tidak ada seorang pun (terutama si tante yang ber-ultah ini dan nyokap gue) untuk ikut mendekat dan mengetahui apa yang akan gue tanyakan kepada si peramal.
Maka duduklah gue di hadapan Mbak Ve di mejanya yang berada di pojok ruangan, dan mulailah kami berbincang dan berkomunikasi....
Mbak Ve (V) : Halo....siapa nama kamu?
Gue (D) : Halo...nama ku Dita, mbak
V : nama lengkap ?
D : Dita Wisnuwardani
V : Umur ?
D : 25 , menjelang 26 tahun ini
Mbak Ve tersenyum dan tanya...
V : oke sekarang kamu mau tanya apa ?
D : (diam...berbagai pertanyaan seputar masalah gue melayang dan berputar-putar dengan indah di dalam benak gue)
D : ummmm....banyak sih mbak
V : ya udah kamu boleh tanya apa aja kok
D : ummmm....(mulai makin ragu-ragu)....oke, kalo gitu aku tanya soal karir aja deh mbak, masa depan ku gimana setelah ini
Sebuah pernyataan yang sangat berbeda dengan apa yang gue mau. Tapi setidaknya pernyataan yang keluar ini 'aman' menurut gue. Tapi apa yang terjadi kemudian sangat mengejutkan gue...
V : sekarang kamu ambil 3 kartu (sambil menunjuk ke jajaran kartu tarot terbalik di hadapan nya)
D : (mulai mengambil) ...satu...dua...tiga.... (dan lalu menyerahkan kartu-kartu itu ke mbak Ve)
Mbak Ve ambil kartu-kartu itu dan merenung sejenak, kemudian bertanya...
V : kamu lagi in love ya ?
D : (mulai pusing...jeng jeng...mbak ini memang hebat!!!) ummm....kurang lebih sih. koq gitu mbak?
V : (senyum) jadi kamu tanya kan soal karir, tapi sepertinya isi hati kamu berbeda...jadi yang keluar semua tentang cinta (sambil menunjukan ketiga kartu yang gue ambil sendiri tadi)
V : kamu punya pacar ?
D : ummm..ada sih seseorang tapi lagi ada masalah sih
Mbak Ve mengangguk dan mulai mengartikan karut-kartu tadi. Kartu pertama bergambar "The Lover" yang menggambarkan suasana hati gue yang sedang dilanda cinta dan kasmaran yang berlebihan. Kartu kedua menggambarkan keraguan yang gue miliki, dan menurut mbak Ve kartu itu memberi tahu bahwa dalam hati gue ada beban yang begitu besar karena gue mencintai orang ini. Lalu kartu ketiga adalah kartu sakti...kartu itu bergambar seorang putri sedang melepaskan burung merpati ke angkasa.
V : menurut kartu ini, sudah waktunya buat kamu untuk 'let go'. Melepaskan semua dan melanjutkan hidup...lepasin semua beban dan terbang bebas kaya merpati yang dia lepas.
Hati gue terenyuh...menyadari bahwa ucapan Mbak Ve yang terakhir memang benar. Dan hal itu sudah lama gue sadari dan gue miliki.
V : nama pacarnya siapa ?
Kaget. Gue diam gak tahu harus jawab apa.
D : Iska
V : nama lengkapnya ?
D : ummm....iska aja ya...dia tinggal di bandung
Saat itu gue sadari wajah Mbak Ve sedikit berubah. Ada keyakinan dalam diri gue bahwa mungkin Mbak Ve sudah bisa menebak hal yang sebenarnya.
V : oh ya udah kalo gitu...sekarang coba ambil 3 kartu lagi,sambil bayangin dia ya
D : (mulai mengambil sambil membayangkan wajah dan suara orang yang keberadaan bayangnya menusuk-nusuk hati gue itu) ...satu...dua...tiga...
Kali ini Mbak Ve gak nunjukin kartu-kartu yang sudah gue ambil, tapi membacanya sejenak dan mulai bertanya...
V : kenapa gak diterusin? kenapa kamu ragu?
D : (sambil menahan tangis) aku sebenernya mau terus, mbak...tapi emang ada beban dan keraguan yang besar, terutama karena ada masalah yang besar banget antara kita berdua
V : masalahnya gak bisa diperbaiki?
D : mungkin bisa...tapi dari dianya gak ada usaha, malah bikin kesalahan terus, semuanya serba salah. kalo aku terusin, aku gak kuat...sakit....
V : mama tahu?
D : (menggeleng) gak ada yang tahu...gak ada yang paham...
V : (diam sebentar dan menutup ketiga kartu tadi ke meja)
V : sebenernya dia ngerasain hal yang sama kaya kamu...tapi dia juga ngerasain beban yang sama. dan keraguan yang sama, jadi ketika kamu ngerasa gak bisa jalanin, dia juga menyerah....tapi kalian bisa kalau berusaha...tapi gak ada jalan keluar ya?
V : yang penting sih sekarang kamu harus bisa lepasin semuanya...tetap semangat ya
Gue menghela nafas, berusaha gak menangis karena pasti nyokap gue akan makin bertanya-tanya. Lalu mbak Ve tersenyum melihat wajah gue yang mulai muram.
V : sekarang apa lagi yang kamu mau tahu? satu pertanyaan lagi...karir? tadi kan belum dijawab
D : ummm...iya mbak, kali ini bener-bener deh, soal karir, soal masa depan aku gimana nantinya di hidup, kesehatan dan lain-lainnya
V : ya udah ambil lagi 3 kartu ya
D : (ambil kartu dengan lebih pasti) ...satu...dua...tiga...
Dan bahkan ketika baru melihat senyuman Mbak Ve pun gue tahu bahwa kartu-kartu yang muncul memang menakjubkan.
V : tuh kan...coba liat kartu-kartu ini...
Mbak Ve nunjukin semua kartu tadi, yang terdiri dari dua buah kartu bergambar putri raja dan sebuah kartu yang bergambar "The Divine", sebuah kekuatan maha dahsyat yang mengagumkan.
V : setelah ini kamu bisa kok lewatin semuanya, kamu akan mendapatkan keajaiban, campur tangan Tuhan dan setelah melalui segalanya kamu akan muncul sebagai 'putri'. sosok dari kamu yang baru dan jauh lebih baik. Dan hidup kamu pun jadi lebih baik.
V : sabar dulu, di akhir semua ini nanti akan ada jalan...mungkin dari Tuhan...yang akan nunjukin jalan kamu hingga kamu meraih keindahan.
Kemudian Mbak Ve nambahin lagi...
V : Sebenarnya sekarang pun kamu sudah bisa, tapi kamu kurang percaya diri. Sebenernya kamu bisa jadi leader dan memimpin jalan kamu sendiri. Kamu tuh keliatannya bisa menciptakan sesuatu dan berkarya dan bisa membuat orang mengikuti jalan kamu kok.
Kamu dulu juga pernah kan?
Gue sedikit membenarkan pernyataan dan pertanyaan itu dengan bercerita tentang segala kegiatan dan karya gue semasa kuliah.
V : Tuh kamu bisa kok gitu lagi, asal kamu percaya diri dan yakin kamu bisa. Kenapa kamu mesti ragu?
D : Mungkin karena aku keluar dari lingkaran yang dulu kupimpin dan membuat aku nyaman, dulu semua orang mengikuti aku dan ide-ide ku, tapi sekarang ketika di dunia kerja dan hidup di Jakarta aku seperti anak hilang yang baru keluar kandang. Aku belum nemuin aja lingkaran itu lagi
V : (senyum) kamu masih bisa kok...percaya deh...kamu akan punya kesempatan untuk bisa kaya gitu lagi, bisa kuat lagi...
V : Umur kamu 25 kan sekarang? Ditotal jadi 7, itu artinya memang saat ini masih masa pencarian jati diri kamu. jadi kamu masih merambah di dunia karir dan cinta dan hidup, kamu masih mencari jalan dan masih belajar.
Nanti memasuki usia 26, total 8, kamu akan mulai menemukan jalan kamu. dan nanti di usia 27, ketika total angka usia kamu 9, kamu sudah akan menemukan tempat kamu. Karir yang lebih pasti, kamu jadi lebih tahu harus kemana dan melakukan apa, hidup kamu lebih jelas dan pada usia itu kamu juga akan menemukan garis jodoh kamu, pasangan kamu.
Jalan kamu nanti akan ditunjukan kok, kamu pasti bisa menemukan jalan kamu...toh Tuhan gak akan pernah meninggalkan kamu hingga kamu keluar dari semua masalah kamu yang ada sekarang sebagai "Princess" (sambil menunjukan ketiga kartu terakhir tadi)
Gue cuma bisa tersenyum dan berkata "Amin...." dengan segala keyakinan bahwa tiap kata yang diucapkan Mbak Ve akan benar-benar terbukti. Tiba-tiba gue merasa lebih yakin dan kuat.
Bahkan sekarang, gue seperti menemukan kekuatan yang dulu bisa membuat gue jadi sosok yang percaya diri dan kuat di antara teman-teman gue. Dan kini gue seakan lebih kuat untuk mengejar mimpi gue, tanpa harus terlalu memikirkan masalah gak penting yang kemarin-kemarin selalu membuat gue sakit dan gila.
Malam berikutnya setelah kejadian itu, gue menangis sejadi-jadinya menjelang tidur. Menumpahkan dan mengeluarkan semua rasa sakit, semua benci, semua marah yang masih tersisa dalam hati dan pikiran gue. Dan gue keluarkan semua sampai gue tertidur. Dan bangun di pagi berikutnya dengan perasaan yang begitu ringan. Lega. Ikhlas. Percaya diri.
Terima kasih, Mbak Ve....terima kasih banyak telah menyadarkan gue yang idiot ini....
ke-siasia-an yang sempurna
bertahun-tahun sudah berlalu.
sejak pertemuan,pertemanan,persahabatan,kisah indah,kasih sayang,dan perpisahan kita dulu.
entah kenapa beberapa waktu belakangan ini pikiranku selalu melayang ke masa-masa itu.
selalu terpikirkan olehku soal kamu.
selalu terbayang detik-detik yang hilang ketika ku tak lagi menjalani hidupku bersama kamu.
bertahun-tahun berlalu tanpa kamu dan tanpa kita benar-benar berjalan berdampingan.
namun tanpa sadar ternyata kamu sebenarnya selalu tetap ada dalam hidupku.
selalu berkembang dan tumbuh bersama-sama.
selalu menciptakan cerita-cerita baru meski tidak bersama.
namamu dan sosokmu selalu tersebutkan.olehku,oleh teman-temanku,oleh teman-teman kamu yang selalu ada di hari-hari ku,dan bahkan oleh keluargaku yang telah mencatat dan merekam perihal kamu.
saat ini terpikirkan lagi kamu.
kamu yang nun jauh disana jauh dari pandang ku.
kamu yang mungkin saat ini tidak memikirkanku.
penyesalan ku temukan dalam diriku.
kerinduan terasa menoreh kulit jantungku.
dan tumbuh kesadaran dalam diriku.
dulu ku mundur dan melangkah menjauh dari dirimu.
menyerah sebelum berjuang untuk kamu.
mengecewakanmu.
karena ku pikir dulu ku hanya terpesona pada kesempurnaanmu.
dan ku sangka hatiku telah tertipu oleh keterpesonaan yang melandaku.
aku salah.
sepertinya dulu aku memang benar-benar mencintai tiap tetes esensi kesempurnaan dirimu.
Jakarta,20.08.09
untukkenanganSolo-12.10.02
.deeyangbodoh.
sejak pertemuan,pertemanan,persahabatan,kisah indah,kasih sayang,dan perpisahan kita dulu.
entah kenapa beberapa waktu belakangan ini pikiranku selalu melayang ke masa-masa itu.
selalu terpikirkan olehku soal kamu.
selalu terbayang detik-detik yang hilang ketika ku tak lagi menjalani hidupku bersama kamu.
bertahun-tahun berlalu tanpa kamu dan tanpa kita benar-benar berjalan berdampingan.
namun tanpa sadar ternyata kamu sebenarnya selalu tetap ada dalam hidupku.
selalu berkembang dan tumbuh bersama-sama.
selalu menciptakan cerita-cerita baru meski tidak bersama.
namamu dan sosokmu selalu tersebutkan.olehku,oleh teman-temanku,oleh teman-teman kamu yang selalu ada di hari-hari ku,dan bahkan oleh keluargaku yang telah mencatat dan merekam perihal kamu.
saat ini terpikirkan lagi kamu.
kamu yang nun jauh disana jauh dari pandang ku.
kamu yang mungkin saat ini tidak memikirkanku.
penyesalan ku temukan dalam diriku.
kerinduan terasa menoreh kulit jantungku.
dan tumbuh kesadaran dalam diriku.
dulu ku mundur dan melangkah menjauh dari dirimu.
menyerah sebelum berjuang untuk kamu.
mengecewakanmu.
karena ku pikir dulu ku hanya terpesona pada kesempurnaanmu.
dan ku sangka hatiku telah tertipu oleh keterpesonaan yang melandaku.
aku salah.
sepertinya dulu aku memang benar-benar mencintai tiap tetes esensi kesempurnaan dirimu.
Jakarta,20.08.09
untukkenanganSolo-12.10.02
.deeyangbodoh.
Subscribe to:
Posts (Atom)