My Breakdown - Their Breakdown - Our Gift

Beberapa waktu yang lalu gue pernah nulis soal sebuah hal yang gue alami semenjak sekolah dulu dan membentuk gue jadi diri gue sekarang ini......Bipolar Disorder.....

Semenjak tulisan itu gue buat dan gue terbitkan di blog gue, hingga sekarang, ada banyak orang yang akhirnya mengontak gue baik lewat blog ini maupun lewat email. Mereka banyak bertanya lebih lanjut soal gejala bipolar yang gue alami, seperti apa dan bagaimana proses gue ketika mempelajari hal itu. Ada juga yang malah berbagi cerita, ato bahkan minta kontak dari ahli jiwa yang gue temui saat itu (hal ini yang agak ribet karena tu orang gak ngasi tau lokasi persis dia ada dimana sementara si ahli jiwa kan ada di kota Solo). Dengan banyaknya feedback yang gue dapet dari orang-orang yang mostly gak gue kenal ini, timbul keinginan gue untuk menulis lagi, sekalian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang gak bisa gue jawab satu-satu. Sekalian juga, ibarat sambil menyelam minum air, gue meneliti beberapa kasus bipolar ini terutama untuk ngebandingin sama apa yang gue alamin, dengan maksud untuk sedikit menjelaskan....kenapa gue memilih untuk tidak memerangi bipolar yang gue alami, melainkan mencoba untuk bersahabat dengan si bipolar ini.
Di tulisan pertama gue ini gue akan coba ngejelasin itu dulu deh ya....

okay, here goes...
Bipolar disorder....penjelasan nya udah gue tulis sebelumnya di sini. Hal ini gue alami pada pertengahan tahun 90 -an. Bagaimana gue bisa ngerasa? Begini ceritanya....gue, yang sedang mengalami proses pertumbuhan pada tahun-tahun itu merasakan bahwa ada yang beda di dalam diri gue. Ketika gue sedang duduk di pendidikan Sekolah Dasar, gue merupakan sosok yang sangat amat pendiam sekali, dan cenderung punya rasa takut untuk berbicara dengan orang lain, meskipun orang itu adalah orang yang sudah gue kenal sebelumnya. Ada kecenderungan untuk malas bergaul dan menutup diri, meski pada kelas 5 SD gue ingat sekali pernah berjualan kartu2 koleksi di antara teman2 gue...hehehehe (nyombong dikit deh *sori OOT). Tapi pada usia2 itu, gue mempunyai sisi lain yang sangat bertolak belakang dengan apa yang tampak di mata orang sekitar gue....yaitu sisi dimana gue adalah anak yang sangat pemberontak. Gue adalah anak kecil yang begitu keras kepala, mudah emosi dan gak jarang malah cenderung kasar dan gak sabaran. Sering ketika emosi gue naik gue akan berteriak dengan berlebihan atau melempar dan merusak barang2 di sekitar gue, dan sering juga malah agak memaksakan kehendak gue kepada orang2 ketika gue lagi 'in the mood to'. Dan pada usia ini pula, gue memiliki sebuah pikiran yang mungkin....sangat mungkin....gak akan ada di dalam pikiran seorang anak muda belia yang umurnya baru juga memasuki era dua angka....yaitu ketika gue memilih untuk hidup sebagai seorang Atheis.
Gue menolak untuk belajar Agama, menolak untuk beribadah, menolak untuk percaya....
Hal ini beserta kepribadian gue yang berlipat ganda terbawa hingga gue memasuki bangku SMP dengan seragam putih biru, di masa dimana gue mengalami emotional breakdown gue pertama kali yang mengakibatkan ada nya beberapa pihak yang menyatakan gue mengalami depresi berat. Pada usia ini gue semakin tertutup, walau sudah mempunyai beberapa teman. Dan sisi gelap gue makin menguasai...di mana gue begitu mudah untuk berpikiran buruk dan membenci bahkan menyumpahi orang, dimana gue akan mudah menyerah, dimana gue memiliki banyak sekali pikiran dan bahkan ulah perbuatan gue yang gue lakuin dengan tujuan untuk mengakhiri hidup gue sendiri. Tapi gue bersyukur bahwa gue ternyata 'tidak benar2 sendirian', karena ada beberapa orang yang menjadi malaikat pelindung gue yang bisa menghentikan tiap usaha nekad gue itu....seperti seorang teman sejak SD yang menangkap gue ketika gue menjatuhkan diri gue di tangga sekolah, guru yang memergoki gue memecahkan kaca di toilet untuk kemudian pecahannya gue pakai untuk melukai tangan dan wajah gue, dan lain sebagainya.

Pada saat breakdown gue ini gue menemukan salah satu obat gue, ketika gue bertemu dengan beberapa teman yang memperkenalkan gue pada sebuah dunia yang ternyata pada akhirnya menyelamatkan hidup gue dan memberikan gue semangat yang baru. Soal ini akan gue jelaskan di tulisan berikutnya aja ya....tapi intinya sih, 'dunia' dan 'hal' baru ini benar2 mengubah gue, sehingga secara perlahan gue mulai melepaskan diri dari belenggu ke-depresi-an gue dan dunia kegelapan gue. Gue akhirnya mempunyai sebuah kegiatan yang gue cintai dengan segenap jiwa raga gue hingga detik ini, mempunyai kecintaan akan sebuah kebiasaan yang gak bisa gue lepaskan dari diri gue, dan mempunyai semangat untuk mempelajari lebih dalam akan dua hal, yaitu hidup dan agama.

Memasuki bangku SMA, gue masih terlindungi oleh sahabat2 gue dan 'dunia' gue...sehingga perlahan depresi ini gak begitu mengikat. Meski begitu, gue masih banyak mengalami situasi dimana seakan pikiran dan jiwa gue mampu di-nyala mati-kan oleh sebuah saklar yang akibatnya emosi gue mudah berubah dalam sesaat. Perubahan emosi ini cukup dapat dipahami oleh teman2 gue, dan guru2 gue bisa memahami rasa malas yang gue miliki untuk belajar, sehingga mereka jarang kaget ngeliat gue berkeliaran di luar kelas pada saat pelajaran berlangsung...gak bisa protes juga mungkin, karena bagaimanapun malas nya gue, toh prestasi dan nilai2 gue di sekolah tetap bisa diakui dan diterima...di masa inilah ketika gue mulai kembali 'beragama'.
Lepas dari SMA gue gagal (atau tepatnya menggagalkan diri) untuk langsung masuk ke perguruan tinggi negeri, ketika gue mengumpulkan lembar jawaban yang 'bersih' pada hari pertama SPMB, semua karena rasa penat yang gue miliki hingga gue malas untuk belajar lagi. Dan akhirnya gue pun menjalani masa kuliah di perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan yang gue jalani satu tahun dengan nilai yang nyaris sempurna di kedua semester (di kedua semester ini IP semester gue mencapai grade A).
Tahun 2002 gue mulai kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Solo....dan pada masa ini lah, bipolar kembali menguasai.

Entah apa penyebabnya....tapi kemungkinan karena gue berada di kota asing yang jauh dari pelindung2 gue tadi, harus berkenalan lagi dengan situasi yang baru dan masalah2 yang baru...yang jauh lebih berat dari apa yang banyak gue hadapi sebelumnya di masa sekolah...
Tapi justru di kota yang tenang ini, gue memiliki sebuah jalan untuk bisa paham soal apa yang sebenarnya gue alami....di kota inilah gue berkenalan dengan bipolar dan bersahabat dengannya.

Kisah gue ketika berkenalan dengan bipolar udah gue ceritain sebelumnya....sekarang sepotong cerita bagaimana gue bisa bersahabat dengan hal ini (gue gak pernah bisa bilang atau menyebut bipolar sebagai 'penyakit'...karena gue gak ngerasa 'sakit')

Selama menjadi seorang mahasiswi arsitektur di kota ini, gue terlibat di beberapa kegiatan, dan banyak diantaranya di dunia seni. Dan tanpa gue sadari....bipolar....segala kekacauan emosi yang gue alami dengan segala kegelapan yang muncul karenanya...banyak sekali membantu gue dalam bidang ini. Gue mendapati diri gue bisa menjadi begitu kreatif, banyak bahkan ribuan ide terkumpul di benak gue yang hanya menunggu waktu untuk bisa di'tumpah'kan ke dunia nyata. Gue sering disebut sebagai 'orang gila' atas karya2 gue yang cenderung nekad dan berani dan mendapat banyak pujian karenanya...dan gue pun akhirnya justru memiliki semangat yang baru untuk terus mengembangkan apa yang gue miliki.
Semula gue pikir semua ini diakibatkan oleh pengobatan yang gue jalani, namun sebaliknya...gue kadang bisa cenderung kreatif bahkan pada saat2 dimana gue tidak mengkonsumsi obat2an yang diberikan oleh ahli jiwa yang menjaga gue. Secara detail hal ini akan gue jelasin di tulisan kedua gue....

Anyway, hal ini agak mendorong gue untuk mempelajari kenapa bipolar bisa mendorong adanya pikiran kreatif. Dan ternyata gue menemukan banyak kasus soal ini...
Miss Wiki pernah bilang : "....While the disorder affects people differently, individuals with bipolar disorder tend to be much more outgoing and daring than individuals without bipolar disorder. The disorder is also found in a large number of people involved in the arts. It is an ongoing study as to why many creative geniuses had bipolar disorder."
Mendapat 'sedikit' pencerahan dari hal ini....gue semakin yakin bahwa memang kreatifitas dan bipolar bisa berjalan sejalan...dan memang semenjak masa SMA hingga kuliah hingga sekarang, gue berubah menjadi orang yang lebih terbuka dan banyak bicara, tidak lagi menutup dan mengunci diri seperti dulu.

Sebagai contoh kasus, gue menemukan bahwa ada orang2 yang cukup dikenal dunia yang mengalami hal yang sama....tapi di tulisan ini gue ulas cuma dua aja ya....hehehehe
Dua orang ini adalah idola gue, yang satu inspirasi gue semasa SMP dan satunya inspirasi gue saat ini. Keduanya mengalami breakdown yang cukup menghancurkan hidup mereka, tapi masing2 memiliki hasil dan jalan keluar yang berbeda satu sama lain. Ketika yang satu berhadapan dengan kematian, yang lain justru bangkit dan mulai meraih hidupnya kembali.

Idola pertama gue....
Mr. Kurt Cobain!

Pemusik yang menjadi salah satu inspirasi gue sejak SMP. Terkenal sebagai dedengkot dari sebuah grup musik bernama Nirvana, yang dulu pernah menghasilkan banyak hits seperti Smells Like Teen Spirit, About A Girl, Heart-Shaped Box, dll...Dengan segala kegelapan Cobain di masa hidupnya, dengan segala imajinasi liarnya yang menguasai dan dia gabungkan dengan kisah kehidupan nyatanya (atau bahkan ada beberapa bagian yang dia pakai untuk menggantikan cerita hidup dia sendiri), Cobain menghasilkan hits2 tersebut dan membuat namanya cukup dikenal. Dia juga dulu dikenal sebagai sosok pemberontak dan mempunyai emosi yang mudah berubah. Cobain bahkan pernah mengkonsumsi Lithium sebagai obat penenang semasa hidupnya, meski mengalami juga efek samping berupa muntah2 darah dan air (efek samping yang juga pernah gue alami sendiri).
Dengan segala hal tentang Cobain tadi, beliau sering diindikasikan memiliki Bipolar Disorder yang menguasai hidupnya sehingga dia pun sering berubah sikap dan pikiran akan banyak hal dan mudah depresi. Hal ini yang memicu hingga dia memilih bunuh diri di masa kejayaannya, yang disebabkan akan segala paranoia yang dia miliki di masa itu. Namun gak bisa dipungkiri juga kan, Nirvana menjadi legenda atas kejeniusannya bermusik dan berkata2 semasa hidup. Gue yakin, hal itu didukung oleh bipolar yang dia hadapi saat itu....Cobain bahkan menulis lagu berjudul Lithium, yang liriknya sedikit banyak menggambarkan soal bipolar dan pengobatan yang dia jalani.

I'm so happy.
Cause today I found my friends.
They're in my head.
I'm so ugly.
But that's ok.
'Cause so are you.
We've broke our mirrors.
Sunday morning.
Is everyday for all I care.
And I'm not scared.
Light my candles.
In a daze cause I've found god.

I'm so lonely.
cause today I shaved my head.
And I'm not sad, and just maybe I'm to blame for all I've heard.
And I'm not sure.
I'm so excited.
I can't wait to meet you there.
And I don't care.
I'm so horny.
But that's ok.
My will is good.

I like it.
I'm not gonna crack.
I miss you.
I'm not gonna crack.
I love you.
I'm not gonna crack.
I kill you.
I'm not gonna crack.

I'm so happy.
Cause today I found my friends.
They're in my head.
I'm so ugly.
But that's ok.
'Cause so are you.
We've broke our mirrors.
Sunday morning.
Is everyday for all I care.
And I'm not scared.
Light my candles.
In a daze cause I've found god.
(Lithium - Nirvana)



Idola kedua gue...
Ms. Britney Spears!


Siapa sih yang gak kenal sama nona satu ini?Di awal kemunculannya sebagai penyanyi musik pop Miss Spears menjadi icon idola masa itu, dimana kemudian bermunculan banyak penyanyi remaja perempuan dengan tubuh langsing, rambut pirang dan dengan image "America's favorite teen princess" yang gayanya selalu dibuat imut dan polos. Miss Spears selalu dipandang sebagai panutan remaja masa itu (termasuk gue sendiri) dengan gaya pakaian dan image "nice girl"nya, di usia yang begitu muda. Tapi seiring waktu kehidupan pribadi Miss Spears mulai disorot media massa, dan bermunculan lah berbagai tindak laku si nona mungil ini yang banyak mengagetkan dunia.
Analisa gue, kekacauan hidup Miss Spears diawali ketika dia putus hubungan dengan penyanyi bernama Mr. Timberlake, dan saat itulah....kehidupan Miss Spears seolah naik turun secara drastis, bahkan banyak sekali pilihan hidup nona ini yang menyebabkan hidup dan karirnya nyaris hancur. Tapi breakdown yang dialami Miss Spears yang terekam di benak dunia mungkin adalah saat pernikahannya hancur dan dia nyaris kehilangan kedua anaknya. Siapa yang bisa lupa akan tingkah laku nona ini ketika dia dengan histeris menahan anaknya di rumahnya, atau ketika dia memasuki sebuah salon untuk mencukur habis rambut pirangnya, atau bahkan ketika dia memukuli mobil paparazzi yang mengikuti nya?
Kehidupan Miss Spears sempat tampak begitu gelap, menakutkan...dan banyak orang yang mulai meramalkan kapan hidupnya akan berakhir disebabkan oleh mental breakdown nya yang gak juga tampak mereda setelah beberapa waktu. Tapi kemudian, boom!!! She's back setelah rehabilitasi dengan karya yang menantang dunia dengan pernyataan : "You'll have to remove me...cuz I ain't going nowhere"

Tapi salah satu lagu kesukaan gue adalah lagu beliau yang sedikit banyak bercerita soal hidupnya.

I'm Miss American Dream since I was 17
Don't matter if I step on the scene
Or sneak away to the Philippines
They're still gonna put pictures of my derriere in the magazine
You want a piece of me?
You want a piece of me...

I'm Miss bad media karma
Another day another drama
Guess I can't see the harm
In working and being a mama
And with a kid on my arm
I'm still an exceptional earner
And you want a piece of me

I'm Mrs. Lifestyles of the rich and famous
(You want a piece of me)
I'm Mrs. Oh my God that Britney's Shameless
(You want a piece of me)
I'm Mrs. Extra! Extra! this just in
(You want a piece of me)
I'm Mrs. she's too big now she's too thin
(You want a piece of me)

I'm Mrs. 'You want a piece of me?'
Tryin' and pissin' me off
Well get in line with the paparazzi
Who's flippin' me off
Hopin' I'll resort to some havoc
And end up settlin' in court
Now are you sure you want a piece of me? (you want a piece of me)
I'm Mrs. 'Most likely to get on the TV for strippin' on the streets'
When getting the groceries, no, for real..
Are you kidding me?
No wonder there's panic in this industry
I mean please...
Do you want a piece of me?
(Piece of me - Britney Spears)


Anyway...
Inti tulisan gue kali ini sih simpel sebenarnya. Bukan bahwa gue mau membandingkan diri gue dengan selebritis atau semacam itu. Tapi bahwa Bipolar Disorder yang 'hampir' menguasai hidup gue bukan gue anggap sebagai gangguan atau penyakit atau hambatan dalam gue untuk hidup dan mengembangkan diri.

My Bipolar...is a gift.
A blessing...
karena memang hal ini yang membentuk diri gue seperti sekarang ini.
Karena itu...
gue bersyukur memiliki kelainan yang unik di diri gue ini

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!