Pada suatu malam yang telah lalu....
Gue tertidur dengan tubuh terasa lemah tak berdaya, tertidur dengan hati yang hancur dan muka yang basah oleh air mata....terjatuh tidur gue malam itu karena lelah gue menangis, ketika gue mendapatkan suatu kenyataan yang sangat menyakitkan, ketika sadar bahwa gue telah jatuh sekali lagi ke dalam lubang yang sama yang selama bertahun-tahun belakangan ini selalu menjerat gue dan mengubur gue dalam-dalam...
Dan ketika pagi hari tiba...
Gue terbangun dari tidur gue dengan rasa sakit menjalar di seluruh tubuh, kepala, tulang-tulang rusuk dan semua organ-organ lunak di dalam tubuh gue sebagai sisa dari sakit yang menekan gue malam sebelumnya dan karena dingin dari AC kamar menusuk dengan kejam ke tubuh gue, tanpa peduli bahwa tubuh gue dan hati gue saat itu memang telah nyaris hancur...
Dengan berusaha melawan segala sakit dan lemah tubuh gue pun membuka kedua mata gue yang masih melekat akibat air mata yang telah mengering saat tidur dan berusaha menggerakkan tubuh yang kaku dan nyeri di setiap inci....dan ketika gue membalikkan badan gue, gue dapati kedua teman lama yang gue sangka telah lama pergi sedang berada dalam ruangan menemani...
Butuh beberapa detik lamanya untuk bisa melihat dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan pagi itu, saat gue berusaha untuk melawan ngilu-ngilu di tubuh lemah gue...
dan ketika akhirnya kedua mata gue dapat melihat dengan lebih jelas, tampaklah oleh gue apa yang sedang mereka lakukan di tengah gelap dan dingin kamar...
Di sudut ruangan sana tampak teman baik gue, Heart, sedang terduduk lemas dan bersandar di kursi kayu yang gue pakai untuk menulis di meja tulis gue. Tubuhnya tampak kurus kering, rambutnya berantakan, kepalanya menunduk tapi tampak di mata gue wajahnya yang pucat itu, basah dan kotor sementara kedua matanya merah dan sembab...dan ketika gue memaksakan mata gue untuk melihat lebih jelas, gue baru bisa lihat bahwa di sekujur tubuh, tangan, kaki, wajah, kepala, telinga nya....terpenuhi oleh luka, darah, debu, tanah, air....dan tubuh nya bergetar seolah menahan sakit dan dingin...dan malu...
Di hadapan nya tampak teman baik gue yang lain, Mind, sedang berjongkok di lantai dan sibuk dengan sebuah kotak kecil berwarna putih dengan lambang P3K, di tangannya yang bergetar dan sekeliling tubuhnya tampak berbagai macam obat-obatan, perban, plester, obat merah, betadine, alkohol, kapas dengan penuh darah...dan bahkan ada pula jarum jahit dengan benangnya yang telah habis pakai...berlumuran cairan merah dan ada beberapa potong kain tergeletak berantakan seolah baru saja dipakai untuk membungkus dan mengangkut barang yang berat dan kotor...wajahnya tampak begitu pucat, lelah, kurang tidur, khawatir....
Tersadar bahwa gue yang masih tergeletak di atas tempat tidur telah terbangun dan membuka mata, dan sedang menatap ke arah nya, Mind menoleh kaget ke arahku dan makin tampak wajahnya yang panik dan khawatir menembus gelap kamar, dan dia berkata....
Gue kaget dan merasa makin sakit di seluruh tubuh gue....nyaris kembali menangis ketika menatap kepanikan di wajah Mind dan melihat Heart yang sedang berjuang menahan sakit dan bertahan hidup. Gue pun memaksakan diri untuk bangun, dengan berusaha menahan agar tubuhku sendiri tak rontok dan jatuh hancur ke lantai menjadi bagian-bagian kecil serupa dengan Heart di ujung ruangan sana....
Mind kembali sibuk dengan perban dan plester nya...tangannya bergetar sambil dia berusaha mengobati dan menenangkan Heart yang masih terus diam menunduk tanpa ada emosi apapun muncul di wajahnya kecuali tampak bahwa ia sedang menahan sakit...
Perlahan tapi pasti gue paksa diri gue untuk bisa bangkit dari tempat tidur dan perlahan gue melangkahkan kaki gue menuju ke arah mereka berdua. Jarak antara kami tidak terlalu jauh, tapi segala daya gue seakan percuma...ketika tiap kali gue gerakkan badan gue, tiap kali gue melangkah, terasa seisi tubuh gue rontok dan hancur dan rusak menjadi kepingan-kepingan kecil dengan cepat, hingga tak hanya terasa sakitnya namun suara kehancurannya pun bisa gue dengar.
Tapi dengan segala daya yang gue miliki gue paksa tubuh gue untuk tetap tegak melangkahkan kaki gue di atas lantai dingin kamar gue itu mendekati kedua teman gue tadi....
Tak lama gue pun menjatuhkan diri gue perlahan untuk ikut duduk di samping Mind...dengan menahan dingin yang masih menusuk tubuh gue, gue ulurkan kedua tangan gue yang bergetar hebat untuk mengambil beberapa kapas dan obat untuk membantunya mengobati Heart di hadapan gue....
Menyadari keberadaan gue di situ, Heart sedikit mengangkat kepalanya dengan perlahan dan makin tampak di mata gue wajah pucatnya yang berjuang menahan rasa sakit, dan terasa oleh gue tubuhnya yang lemah dan nyaris mati...dengan suara bergetar hebat dan terputus-putus Heart berkata...
Gue gelengkan kepala gue perlahan....
Kemudian, untuk pertama kali nya gue alami... ketika gue tatap mata hampa Heart saat itu, tampak air mata menetes perlahan membasahi pipinya....untuk pertama kali nya, ia menangis
* Didedikasikan untuk Heart yang sedang berjuang untuk mempertahankan hidupnya saat ini, dan Hope, di manapun kamu berada.....
Gue tertidur dengan tubuh terasa lemah tak berdaya, tertidur dengan hati yang hancur dan muka yang basah oleh air mata....terjatuh tidur gue malam itu karena lelah gue menangis, ketika gue mendapatkan suatu kenyataan yang sangat menyakitkan, ketika sadar bahwa gue telah jatuh sekali lagi ke dalam lubang yang sama yang selama bertahun-tahun belakangan ini selalu menjerat gue dan mengubur gue dalam-dalam...
Dan ketika pagi hari tiba...
Gue terbangun dari tidur gue dengan rasa sakit menjalar di seluruh tubuh, kepala, tulang-tulang rusuk dan semua organ-organ lunak di dalam tubuh gue sebagai sisa dari sakit yang menekan gue malam sebelumnya dan karena dingin dari AC kamar menusuk dengan kejam ke tubuh gue, tanpa peduli bahwa tubuh gue dan hati gue saat itu memang telah nyaris hancur...
Dengan berusaha melawan segala sakit dan lemah tubuh gue pun membuka kedua mata gue yang masih melekat akibat air mata yang telah mengering saat tidur dan berusaha menggerakkan tubuh yang kaku dan nyeri di setiap inci....dan ketika gue membalikkan badan gue, gue dapati kedua teman lama yang gue sangka telah lama pergi sedang berada dalam ruangan menemani...
Butuh beberapa detik lamanya untuk bisa melihat dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan pagi itu, saat gue berusaha untuk melawan ngilu-ngilu di tubuh lemah gue...
dan ketika akhirnya kedua mata gue dapat melihat dengan lebih jelas, tampaklah oleh gue apa yang sedang mereka lakukan di tengah gelap dan dingin kamar...
Di sudut ruangan sana tampak teman baik gue, Heart, sedang terduduk lemas dan bersandar di kursi kayu yang gue pakai untuk menulis di meja tulis gue. Tubuhnya tampak kurus kering, rambutnya berantakan, kepalanya menunduk tapi tampak di mata gue wajahnya yang pucat itu, basah dan kotor sementara kedua matanya merah dan sembab...dan ketika gue memaksakan mata gue untuk melihat lebih jelas, gue baru bisa lihat bahwa di sekujur tubuh, tangan, kaki, wajah, kepala, telinga nya....terpenuhi oleh luka, darah, debu, tanah, air....dan tubuh nya bergetar seolah menahan sakit dan dingin...dan malu...
Di hadapan nya tampak teman baik gue yang lain, Mind, sedang berjongkok di lantai dan sibuk dengan sebuah kotak kecil berwarna putih dengan lambang P3K, di tangannya yang bergetar dan sekeliling tubuhnya tampak berbagai macam obat-obatan, perban, plester, obat merah, betadine, alkohol, kapas dengan penuh darah...dan bahkan ada pula jarum jahit dengan benangnya yang telah habis pakai...berlumuran cairan merah dan ada beberapa potong kain tergeletak berantakan seolah baru saja dipakai untuk membungkus dan mengangkut barang yang berat dan kotor...wajahnya tampak begitu pucat, lelah, kurang tidur, khawatir....
Tersadar bahwa gue yang masih tergeletak di atas tempat tidur telah terbangun dan membuka mata, dan sedang menatap ke arah nya, Mind menoleh kaget ke arahku dan makin tampak wajahnya yang panik dan khawatir menembus gelap kamar, dan dia berkata....
MIND : You're awake??
ME : I just did....what's wrong??
MIND : Something went wrong, I found him hurt....really bad... he was torn to pieces and I had to collect him all and I am trying to put him back whole again
Gue kaget dan merasa makin sakit di seluruh tubuh gue....nyaris kembali menangis ketika menatap kepanikan di wajah Mind dan melihat Heart yang sedang berjuang menahan sakit dan bertahan hidup. Gue pun memaksakan diri untuk bangun, dengan berusaha menahan agar tubuhku sendiri tak rontok dan jatuh hancur ke lantai menjadi bagian-bagian kecil serupa dengan Heart di ujung ruangan sana....
Mind kembali sibuk dengan perban dan plester nya...tangannya bergetar sambil dia berusaha mengobati dan menenangkan Heart yang masih terus diam menunduk tanpa ada emosi apapun muncul di wajahnya kecuali tampak bahwa ia sedang menahan sakit...
Perlahan tapi pasti gue paksa diri gue untuk bisa bangkit dari tempat tidur dan perlahan gue melangkahkan kaki gue menuju ke arah mereka berdua. Jarak antara kami tidak terlalu jauh, tapi segala daya gue seakan percuma...ketika tiap kali gue gerakkan badan gue, tiap kali gue melangkah, terasa seisi tubuh gue rontok dan hancur dan rusak menjadi kepingan-kepingan kecil dengan cepat, hingga tak hanya terasa sakitnya namun suara kehancurannya pun bisa gue dengar.
Tapi dengan segala daya yang gue miliki gue paksa tubuh gue untuk tetap tegak melangkahkan kaki gue di atas lantai dingin kamar gue itu mendekati kedua teman gue tadi....
Tak lama gue pun menjatuhkan diri gue perlahan untuk ikut duduk di samping Mind...dengan menahan dingin yang masih menusuk tubuh gue, gue ulurkan kedua tangan gue yang bergetar hebat untuk mengambil beberapa kapas dan obat untuk membantunya mengobati Heart di hadapan gue....
Menyadari keberadaan gue di situ, Heart sedikit mengangkat kepalanya dengan perlahan dan makin tampak di mata gue wajah pucatnya yang berjuang menahan rasa sakit, dan terasa oleh gue tubuhnya yang lemah dan nyaris mati...dengan suara bergetar hebat dan terputus-putus Heart berkata...
HEART : Are you okay ?
ME : Why are asking me ? You're the one that is hurting....
HEART : That's why.... I am broken in pieces... be... because you are t.. too...
HEART : Y... you don't have t... to help me.... go get some more.. r ....rest.... please....pleaaasee...
Gue gelengkan kepala gue perlahan....
ME : No, I have to do this.... I need to help fix you, but forgive me because this is the only thing that all I can do for you now...
HEART : W...why is that ...?
ME : These medicines won't help much.... there's only one cure you need, and I'm so sorry 'cuz I can't give it to you yet...I don't have yet....not yet...not now...
HEART : Why? Wha....what is it...?
ME : H o p e
Kemudian, untuk pertama kali nya gue alami... ketika gue tatap mata hampa Heart saat itu, tampak air mata menetes perlahan membasahi pipinya....untuk pertama kali nya, ia menangis
* Didedikasikan untuk Heart yang sedang berjuang untuk mempertahankan hidupnya saat ini, dan Hope, di manapun kamu berada.....