Aku ingin kesunyian...
Kesunyian yang sama ketika aku terbangun di waktu subuh kemudian duduk di teras kontrakan mungilku, menghirup udara pagi yang dingin dan penuh embun, menatap ke jalan kecil di depan rumah yang sepi meski sesekali dilalui oleh lalu lalang tetangga sekitar hingga tampak anak-anak berlarian menuju sekolah.
Kesunyian yang sama ketika akhirnya Ray ikut duduk di sampingku, tanpa suara, menemaniku menatap kekosongan di hadapan kami sembari sesekali menghisap rokok putihnya.
Kesunyian yang sama ketika kami tetap duduk berdua tanpa saling bersuara, hanya menatap ke muka dan ditemani oleh suara-suara lalu lalang orang sekitar, kicau burung-burung yang baru terdengar kala suara motor atau sepeda mulai menghilang dari jangkauan, suara tawa dan suara angin. Serta suara hati kami sendiri.
Aku ingin kesunyian...
Kesunyian yang sama ketika aku duduk sendirian di atas tempat tidurku, di tengah gelap kamar. Tersudut di pojok tanpa cahaya dan hanya memeluk lututku sendiri. Membiarkan telingaku menikmati hanya suara kipas angin, suara jangkrik dari luar jendela kamar, suara tiupan angin yang perlahan dan sabar menggerakkan daun-daun di pohon-pohon tua di halaman rumah. Tanpa membuat suara sedikitpun...hingga aku nyaris mampu mendengar suara sang malam sendiri, berbicara dengan hatiku.
Aku ingin kesunyian...
Kesunyian yang sama yang kualami malam tadi ketika aku berjalan menuju tempat tinggalku. Membiarkan telingaku terbebas dari suara musik yang biasanya akan menemani jalanku.
Dan hanya terdengar olehku suara angin malam dan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitarku...
Suara tetes-tetes air hujan yang membasahi seluruh tubuhku...
Suara hak sepatuku yang terdengar tiap kali aku melangkahkan kakiku di atas aspal...
Dan suara hatiku...yang menjerit tertahan...saat ia tengah hancur remuk terenggutkan hingga serupa dengan seribu serpihan kaca
No comments:
Post a Comment
tinggalkan pesan di sini...
tell me everything !!