Color Inspiration: White On White

Reunion with The Demons

Photo by M. Asranur
Pada tahun 1998, saya membeli sebuah kaset tape berisi kompilasi soundtrack film, Spawn the Movie. Dalam album ini terdapat beberapa band yang telah saya kenal (yang menjadi alasan kenapa saya membeli album ini, meski saya tidak terlalu bisa menikmati filmnya), namun di antara list band-band menakjubkan yang ada di dalamnya ada satu band yang menarik perhatian saya dan akhirnya membuat saya jatuh cinta pada musiknya saat itu juga. It was Incubus. Single mereka dalam album itu, "Familiar", menjadi salah satu single yang akan terus-menerus saya putar hingga beberapa lama setelahnya. Dan lewat perkenalan ini, saya terus mencari tahu lebih banyak lagi mengenai band ini.

Baru pada tahun 2000-2001, pasca single "Pardon Me" dirilis, saya akhirnya mulai mengoleksi kaset tape Incubus (pada tahun itu CD masih sulit didapat dan masih terlalu mahal untuk kantong siswi SMA), diawali dengan album yang dirilis ada waktu yang sama, Make Yourself, lalu album S.C.I.E.N.C.E dan mini album Enjoy Incubus. Tanpa saya sadari akhirnya saya ketagihan beat musik mereka, and then it's official....I became a fan.

Tahun 2008, saya mendengar kabar dari adik saya bersama rekan-rekannya di JakartaConcerts.com bahwa Incubus akan datang dan menggebrak Jakarta. Dengan penuh antusiasme saya menanti, namun kemudian langsung patah hati. Karena kehadiran band kecintaan saya di ibukota bersamaan dengan jadwal tenggat waktu dan ujian Tugas Akhir saya. Terjebak di Solo, saya hanya bisa berjuang keras berkonsentrasi untuk menyelesaikan pendidikan saya sambil menahan segala kekecewaan.

Setelah beberapa lama ternyata Incubus hadir kembali di Jakarta. Dan kali ini saya bertekad untuk benar-benar menyaksikan band ini tampil langsung dengan mata kepala saya sendiri.
Namun sekali lagi kondisi menjelang konser seringkali tidak mendukung saya untuk benar-benar yakin untuk membeli tiket konser sebagai jaminan kepastian saya untuk bergabung bersama adik dan teman-teman yang lain di depan panggung di Istora Senayan, kondisi keuangan, kesehatan, pekerjaan dan dengan dimajukannya acara pertunangan saya nyaris membuat saya mengurungkan segala niat saya untuk menyaksikan Brandon Boyd dan kawan-kawan.
The Billboard - Pemandangan yang nampak setiap hari ketika baru keluar dari kantor

Lalu datanglah hari itu, 26 Juli 2011, ketika hari konser tiba. Semenjak malam sebelumnya adik saya terus-menerus meyakinkan saya untuk tetap datang menyaksikan konser bersamanya, namun hingga sore hari menjelang konser dimulai saya masih terus ragu dan benar-benar nyaris memutuskan untuk (sekali lagi) melewatkan konser ini. Dalam kegalauan saya, saya bahkan sempat menulis di twitter saya: "If not now, WHEN?". Lalu ketika jam pulang kerja tiba, dengan dorongan terakhir dari adik saya dan atas ijin tunangan saya, saya lalu meninggalkan kantor dan dengan menumpang ojek (ojek rampok, mahal bener soalnya) saya melaju dengan cepat ke Istora Senayan dan...akhirnya membeli tiket.

The golden ticket, in my hands!!
Tepat ketika saya memegang lebaran tiket itu di tangan saya seluruh tubuh saya bergetar dan saya nyaris teriak tak percaya. Saya langsung masuk melewati Gate 1 yang telah terbuka sejak 20 menit sebelumnya dan bergabung di ujung antrian masuk Gate 2 yang sudah sangat panjang. Setelah menanti kurang lebih satu jam akhirnya Gate 2 dibuka dan saya memasuki area festival yang masih cukup sepi sehingga saya masih mendapat area yang fleksibel tak jauh di depan panggung untuk dapat melihat personil Incubus dengan baik. Hanya beberapa menit kemudian datang rombongan adik saya dan rekan-rekan Incunesia yang baru saja menghadiri acara meet and greet bersama personil-personil Incubus (iri! sangat!). Dengan semangat mereka bergabung dengan saya di bagian tengah-kanan area festival, di mana kira-kira Mike Einziger akan berada nantinya. Adik saya dengan penuh haru memeluk saya sambil berteriak, "I met Mike Einzigeeeer!!!!" Mike adalah pahlawan bagi adik saya yang juga seorang gitaris.

Beberapa waktu setelahnya band pembuka lokal, Good Morning Alice, naik panggung dan memainkan 4 lagu. Meski sebagian besar penonton ikut bersorak sepanjang penampilan mereka, tampak dengan jelas bahwa seluruh penonton (termasuk saya yang sedang mengalami radang tenggorokan, meski nyaris lupa) menyimpan segala tenaga dan semangat untuk menyambut Incubus tampil. Setelah band pembuka selesai tampil lagi-lagi kami harus menunggu cukup lama untuk konser utama dimulai. Persiapan panggung oleh kru-kru berbadan besar dan tatto super banyak cukup membuat semua orang geregetan dan akhirnya terus berteriak. Dan ketika salah satu kru meletakkan perlengkapan efek gitar Mike Einziger yang sangat lengkap dan banyak di bagian panggung tepat di depan kami, terdengar adik saya yang berdiri di belakang saya mulai berteriak histeris...

Setelah beberapa lama dan mulai makin tak sabar akhirnya Chydie, ketua Incunesia, yang berdiri di samping saya mengajak kami bernyanyi bersama untuk memanggil Incubus tampil. Baru mulai menyanyikan bait pertama lagu "Dig", dan belum sampai berhasil mengajak penonton lain ikut bernyanyi...Brandon, Mike, Ben, Chris dan Jose tampak menaiki panggung. Seluruh penonton seisi Istora mulai berteriak histeris dan seisi area festival mendesak semakin maju. Dan ketika lagu pertama, "Megalomaniac", dimainkan...seluruh penonton di sekitar saya - termasuk saya sendiri, yang menonton sambil membawa tas laptop (yes, people. I just got off work and I got a lot of homework to do) - mulai bergerak, berlompatan dan mosh-pit terliar yang pernah saya alami dalam jangka waktu setahun terakhir pun terjadi. It was amazing!

Hits demi hits dibawakan dengan sempurna, bahkan hits yang konon jarang mereka bawakan live - "Look Alive", "Rogues", dan "Love Hurts" yang pecah total karena seluruh penonton ikut menyanyi, dan "Pardon Me" - yang tidak mereka mainkan di konser 2008. Tak ketinggalan, "Isadore", single dari album terbaru. Dan "The Warmth"...well, what more can you say about this single, ey?

17 lagu mereka bawakan sebelum akhirnya mereka mundur dari panggung, semacam 'ritual' singkat menjelang encore. Menurut bocoran sebagai pembuka encore Incubus seharusnya memainkan "I Miss You", namun akhirnya memilih untuk membawakan salah satu hits terpanjang dari album baru "If Not Now, When", yaitu "In The Company Of Wolves". Progresif, menggetarkan dan salah satu pilihan dewasa Incubus menurut saya. Dan akhirnya malam yang ajaib dan tak terlupakan itu pun ditutup dengan hits "Nice To Know You" yang lagi-lagi pecah karena koor penonton memberikan setiap energi terakhir mereka untuk menutup konser.

Malam yang menakjubkan. Entah berapa kali selama penampilan Incubus di panggung saya berteriak ke adik saya, "pinch me!!" karena saya masih tak percaya saya benar-benar menyaksikan Incubus tampil live di depan saya. Hingga konser selesai saya nyaris menangis senang karena pengalaman yang saya tunggu-tunggu selama bertahun-tahun itu akhirnya terjadi juga. Tapi seperti kata pepatah, "Happiness only real when shared", meski sepanjang konser berlangsung saya merayakan bersama dengan adik saya dan teman-teman yang begitu antusias dan bahagia, tetap ada yang kurang. Karena dua orang terpenting dalam hidup saya, yang juga mengikuti perjalanan Incubus di dunia musik selama bertahun-tahun bersama saya tidak dapat ikut hadir dan menikmati malam menakjubkan itu. Dika - tunangan saya - yang saat itu sedang dalam kondisi sakit dan tetap harus bekerja, dan Rayka - sahabat saya dan juga bekas teman bermain band semasa kuliah - yang masih berada di Sidney, Australia untuk menemani pengobatan Ayahnya.

A little bit of hope, though..setelah membaca twit Brandon Boyd kemarin -
@mybrandonboyd: @Incunesia thank you everyone in Jakarta! We had such a fun show last night. We love you, see you soon!

They'll be coming back soon...I know they will. Dan ketika itu terjadi, kita akan nonton bareng apapun yang terjadi - ya kan guys?

Here's the setlist of the night, by the way:
Megalomaniac
Wish You Were Here
Consequence
Pardon Me
Anna Molly
Love Hurts
Circles
Look Alive
Promises, Promises
The Warmth
Drive
Rogues
Isadore
Glass
Talk Shows on Mute
Adolescents
A Crow Left of The Murder
(encore)
In the Company of Wolves
Nice to Know You

The Lost Talent

Ketika seluruh dunia tengah berkabung untuk meninggalnya talenta musik muda - lagi-lagi di umur 27 - Amy Winehouse, saya justru berkabung untuk yang lain.


Adalah Noises by GAP, talenta yang tak sempat dikenal banyak orang kecuali dari kalangannya sendiri. Noises by GAP adalah (yang biasa dikenal sebagai) one man band, sebagai media dari talenta yang tidak ada duanya dari musisi muda berbakat, Gendra Aldyasa Pasaman. Dengan memanfaatkan gitar dan sebuah software musik dalam MacBooknya, Gendra merekam karyanya dalam kamar tidurnya sendiri dan menghasilkan berbagai single yang menakjubkan, dan merangkupnya dalam sebuah album penuh - "Sonic Sun", sebuah EP - "Getting To Know Yourself" dan sebuah album (on progress) - "Do You See What I See?"

Pada awalnya ketiga album tersebut dirilis melalui situs Bandcamp dan pengunjung halamannya dipersilahkan untuk mengunduh album-album itu secara cuma-cuma. Namun pengunduhan gratis tersebut dihentikan dan kini lagu-lagu Noises by GAP hanya dapat didengarkan melalui proses streaming atau dibeli (via online) dengan harga 1 dollar AS per lagu.


Beberapa pekan yang lalu, tepatnya hari Senin, 18 Juli 2011, sebuah peluncuran album "Sonic Sun" milik Noises by GAP dalam bentuk fisik diadakan di The Goods Dept., sebuah department store yang terletak di Plaza Indonesia. Acara peluncuran album diadakan dengan nuansa penuh ambience khas yang mengijinkan para pengunjung untuk duduk santai bersama di sofa-sofa yang santai ataupun di karpet hijau yang digelar khusus di salah satu sudut toko.

Dengan menampilkan band The Trees and The Wild sebagai pembuka yang tampil secara akustik, acara peluncuran ini berbentuk sebuah listening party, di mana beberapa single dari Noises by GAP diputar dengan ditemani suguhan visual yang diproyeksikan pada dinding bata putih khas The Goods Dept. dari visual jockey Isha Hening dan Lando. Acara peluncuran ini dihadiri oleh beberapa teman dekat dan keluarga Gendra, dan di tengah acara Ibunda Gendra memberi sambutan dan bercerita singkat mengenai Gendra.

Sayang, sang talenta yang karyanya sedang dirayakan pada malam itu telah tiada dan tak lagi bersama kita di dunia. Tepatnya pada 27 Desember 2010, Gendra meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 15 sebuah apartemen yang terletak di daerah Jakarta Selatan karena sebab yang masih belum diketahui hingga kini, pada usia 18 tahun.

Di puncak acara malam itu, sebuah video klip dari salah satu lagu Noises by GAP yang terdapat di Sonic Sun, “Superstar”, diputar. Video klip yang menampilkan montage foto-foto dan video dokumentasi pribadi Gendra semenjak kecil hingga masa-masa terakhirnya itu menciptakan perasaan haru yang memenuhi ruangan seketika. Berikut video yang saya ambil dari akun Youtube yang saya dapatkan dari Iga Massardi tempo hari:


Sebuah pengalaman perkenalan yang menarik. Rest in peace, young talented soul...

Baca artikel tentang Noises by GAP dari Rolling Stone di link di bawah:
Haru Biru di Peluncuran Album Sonic Sun Milik Noises by GAP

Situs Bandcamp Noises by GAP : http://noisesbygap.bandcamp.com/
Sonic Sun CDs are still available at The Goods Dept., Plaza Indonesia.

A Closer Glimpse on Summer Resort

Videography by Vu Bui (Virtual Ninja) & Chris Martin
Video Courtesy of Ruche

An inside glimpse on Ruche's summer getaway.
Visit Ruche's Summer Resort and shop all the amazing looks!

Summer Resort Love

The amazing new collection, The Summer Resort by Ruche is finally here. Check out their lovely lookbook below and start shopping.


Shop the lookbook simply by clicking the link added below:
http://www.shopruche.com/shop-summer-resort-c-572.html

Creative Homes: Stable Acre


Today's inspiration comes from this house (and its interior) which I found in the middle of daily brainstorming through Inspace Locations a few days ago. It is the converted stables home of gallerist Stuart Shave, designed by architect David Kohn. Open-plan orientated around a simple modernist fireplace, light spills in through walls of glass. It's warm and simple, mid-century and modern. Rough brick is smoothed with white paint, rustic and sparse yet sophisticated and softened. And for an art dealer strangely devoid of art.

All photos courtesy (and can be found more at): http://www.inspacelocations.com/stableacre/

Photography Inspiration: Levetating Yowayowa


Her name is Natsumi, a female photographer living in Tokyo, Japan, along with her two cats. I've browse through her lovely photoblog, presenting her own Self-portrait photographs of herself levetating and cats around her (not levetating). All the photos are her own creation, utilizing on the timer on her camera or her friends pressing the shutter button just as she is levetating on the right spot (and perfect angle). Totally loving her cute idea.

Visit her photoblog on http://yowayowacamera.com/

Clear simple and plain...

Have you ever listen to a song (or just any kind of music)...
and then your body just shivers and you cry instantly?

It happens to me when I listen to this song...

(Glycerine by Bush)

Glistering Summer Giveaway

I am so excited for this month, since there are so many giveaways from various bloggers and stores that I found online. Just getting through the first week of the month only, there are a few giveaways already being held. Today there's another exciting giveaway that I joined, held by Allura on another fave blog of mine, Glisters and Blisters by Michelle Koesnadi.


For the record, Allura is an accessories brand that I adore so very much, with such adorable designs that are classically beautiful and alluring ;)

Visit Glisters and Blisters right now, or just simply click here to join the giveaway. I'm also joining myself and hoping so much to win the price :)

Anyway, enjoy summer and good luck.

xoxo
-d-

Sonia Eryka's Blog Giveaway

Sharing more giveaways...


This time it's from another fashion blogger that I've been following on blogger recently, Sonia Eryka. Celebrating her birthday she is giving away shopping vouchers from her favorite stores.

Daniel Footwear

Chicwish
Visit her blog here to join the giveaway contest. Good luck!

xoxo
-dee-


Officially Engaged :)


- One Step Closer -
Jakarta, June 29th, 2011

All photos taken by Dimas Wisnuwardono